JuaraNews, Bandung – Mempertahankan gelar memang tidak mudah. Itulah yang dialami Persib setelah menjadi juara Liga Indonesia edisi pertama musim 1994/1995. Perjuangan mempertahankan atau merebut kembali menjadi gelar di musim berikutnya menjadi perkara yang gampang. Bahkan pada Liga Indonesia 1995/1996 dan 1996/1997, Pangeran Biru hanya mampu menembus babak 12 besar.

Pada musim 1995/1996, skuad Pangeran Biru mengalami perombakan. Pelatih kawakan Indra Tohir lengser setelah mengantarkan Persib menjadi juara pada kompetisi LI 1 1994/1995 dan Risnandar Soendoro sebagai penggantinya punya tugas berat untuk mempertahankan gelar.

Tim kebanggaan kota Bandung dan Jawa Barat itu menyelesaikan 28 laga di babak reguler Wilayah Barat, menempati posisi tiga dengan 13 kemenangan, 11 seri dan 4 kalah. Persib lolos ke babak 12 besar yang terbagi menjadi tiga grup.

Tergabung di grup C bersama PSM Makassar, Persipura dan Mataram Indocement, skuad Pangeran Biru  hanya menempati posisi ketiga di akhir babak penyisihan. Juara grup ditempati PSM  dan runner up oleh Persipura. PERSIB dan Mataram Indocement harus mengakhiri kompetisi lebih cepat.

Kondisi yang sama dialami pada musim 1996/1997. Pelatih Nandar Iskandar yang didaulat menggantikan Risnandar harus memikul beban berat. Pada Liga Indonesia 1996/1997, kompetisi dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Barat, Tengah dan Timur, dengan masing-masing dihuni 11 tim. Persib berada di Wilayah Tengah, mengakhiri babak reguler sebagai pemuncak klasemen.

Sebagai juara Wilayah Tengah, Persib menjadi tuan rumah babak 12 besar dan tergabung di grup B bersama Bandung Raya, Persma Manado dan Barito Putra. Pangeran Biru kembali mengulang kegagalan seperti musim sebelumnya. Persib gagal lolos ke babak selanjutnya setelah hanya berada di peringkat kedua penyisihan grup. (*)

ude