Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
- 21 November 2024 | 17:07:00 WIB
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi bodong.
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi bodong.
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Bandung - Dalam sebuah publikasi ilmiah berjudul “Enhancing immunity in viral infections, with special emphasis on COVID-19,” disebutkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi Jamu semakin meningkat akibat pandemic Covid-19.
Peneliti dan Dosen Program Studi Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, Erwin Panigoro mengatakan bahwa salah satu faktor bagi masyarakat yang menumbuhkan keinginan untuk membeli jamu sebanyak 64,32 persen dan rutin mengkonsumsi jamu 63,82 persen. Ditambah lagi, hampir sebagian besar konsumen yang telah mengkonsumsi jamu di masa pandemi ini, mengaku merasa senang dan puas mengkonsumsi jamu.
“Bahkan, jamu dianggap sebagai sebuah kebutuhan di tengah adaptasi kebiasaan baru saat ini,” kata Erwin dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/8/2020).
Dia menjelaskan, bersamaan dengan meningkatnya upaya menjaga kesehatan, masyarakat menilai jamu sebagai salah satu produk yang lekat dengan produk alami dan dikonsumsi demi menjaga kesehatan. Seperti varian beras kencur, kunyit asem, dan jahe, menjadi produk jamu favorit di mata konsumen.
“Jamu mulai menjadi salah satu asupan favorit saat ini dengan harapan jamu dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah berbagai penyakit,” jelasnya.
Dalam penelitian yang ditemukannya, bahwa konsumen sangat menggemari jamu olahan tradisional, dimana jamu gendong sebagai pilihan yang disukai ketika membeli Jamu. Selain itu jenis sajian jamu cold-press juga menempati olahan terfavorit. Sementara itu, persepsi yang melekat terhadap jamu adalah citra tradisional-nya dan seringkali juga dianggap sebagai obat.
“Jamu juga dianggap sebagai minuman tradisional yang terbuat dari bahan alami yang kebanyakan diproses secara tradisional atau handmade,”ungkapnya.
Bahan alami, ucap Erwin, menjadi bahan dasar dan utama jamu yang diyakini membawa khasiat yang menyehatkan tubuh dan menyegarkan badan. Selain itu, kandungan alami pada jamu diketahui menjadi pilihan bagi masyarakat ekonomi rendah-menengah sebagai obat alternatif dari obat-obatan modern.
“Hal inilah yang menjadi alasan mengapa konsumen terbiasa mengkonsumsi jamu saat sedang sakit atau badan terasa kurang fit,” tutupnya. (*)
Oleh: ridwan / rid
0 KomentarPJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi Selengkapnya..
FMIPA UPI menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat atau P2M yang diselenggarakan dengan pendanaan hibah FPMIPA Selengkapnya..
BKM di Kota Bandung berharap wadah tersebut diaktifkan kembali dengan mengelola pengeloaan Rutilahu dilakulan langsung oleh Selengkapnya..
PP FSP KEP SPSI bersama PC FSP KEP SPSI Kabupaten-Kota Bekasi menggelar acara sosialisasi Putusan MK terkait uji materiil UU No. 6 Tahun 2023 tentang Selengkapnya..
LITERASI Pemuda Indonesia (LPI) menggelar diskusi mengenai politik identitas menjelang penyelenggaraan Pilkada Serentak Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
BKM di Kota Bandung berharap wadah tersebut diaktifkan kembali dengan mengelola pengeloaan Rutilahu dilakulan langsung oleh masyarakat.
ALIANSI Buruh Bekasi Melawan (BBM) Kota Bekasi menurut upah minimum Kota Bekasi dilaksanakan sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).