blog counter

Hot News


Opini


  • Apa Kabar Menpora?
    Apa Kabar Menpora?

    NYARIS ironi. Zainudin Amali menyatakan mundur dari kursi menpora secara informal. Kabar running text di saluran TV hari ini.

    Soal Isu Tagihan Listrik Naik, PLN Jabar Bantah: Itu Lonjakan Tagihan



    Soal Isu Tagihan Listrik Naik, PLN Jabar Bantah: Itu Lonjakan Tagihan
    Kantor PLN Wilayah Jawa Barat. (Foto: Net)

    JuaraNews, Bandung - Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Iwan Ridwan menyebut selama sama pandemi Covid-19 tarif listrik tidak naik, tetapi yang terjadi adalah lonjakan tagihan listrik.



    "Bulan Juni, Juli ada beberapa pelanggan yang merasa rekening listriknya naik. Namun, seperti yang saya sampaikan bahwa itu lonjakan tagihan listrik. Bukan tarifnya yang naik," kata Iwan di Bandung, Kamis (23/7/2020).



    Dia menjelaskan, sejak tahun 2017 belum ada kenaikan listrik. Sehingga, kalau pelanggan merasa tagihannya naik itu semata-mata karena pemakaiannya bertambah.



    "Selama masa pandemi kan banyak kegiatan di rumah. Pasti meningkat tajam. Listrik yang dikosumsi oleh pelanggan selama satu bulan dikali dengan rupiah per-KWH. Itu tarif dasar listrik yang ditetapkan oleh pemerintah dan DPR," jelasnya.



    Menurut Iwan, kebijakan menghitung listriknya menggunakan 3 bulan sebelumnya. Untuk rekening bulan April, harusnya pemakaiannya Maret. Sebab, tidak ada pencatatan.



    "Makan digunakanlah pemakaian Desember Januari, Febuari, Maret dirata-ratakan. Jadilah rekening April," lanjutnya.



    Seiring berjalannya PSBB dilonggarkan, bulan Mei petugas sebagian bisa melakukan pencatatan kerumah-rumah. Disamping itu juga boleh melaporkan.



    "Dari situ waktu dirata-rata. Kan belum mendapatkan angka yang akurat yah? Bisa saja mendapat angka 3  bulan sebelumnya kecil," tuturnya.



    Iwan menyatakan, saat pandemi Covid-19 seluruh masyarakat diwajibkan WFH. Anak-anak belajar dirumah, orang tua kerja dirumah. Sehingga disadari atau tidak pemakaian listrik dirumah mengalami lonjakan.



    "Pada saat akhir mei di catat, barulah ketahuan. Soalnya kemarin rata-rata maret hanya 100. Padahal pemakaian sudah 120. Ada yang belum tertagih. Ada pemakaian yang tidak tercatat," ujarnya.



    "Jadi seolah-olah naik melonjak. kalau naik diatas 20% ada secara otomatis bye sistem mengalami kebijakan untuk di cicil. Rata-rata bulan Mei itu Rp200ribu, bulan Juni naik jadi Rp280 atau Rp 300ribu. Nah, selisih itu dibagi 3 kali. Rekening Julinya 40% atau Rp40ribu. Sisanya Rp60ribu: secara otomasti di cicil untuk rekening Juni, Juli, Agustus," pungkasnya. (*)

    Oleh: ridwan / rid

    0 Komentar
    Tinggalkan Komentar
    Cancel reply
    0 Komentar
    Tidak ada komentar
    Berita Lainnya
    Pemprov Jabar Bertanggung Jawab atas Penyelenggaraan Pekerja Migran Indonesia
    Yosa Octora Sosialisasikan Perda Pekerja Migran Indonesia di Kabupaten Bandung
    SOKSI Jabar Dapat Apresiasi Tinggi dari Depinas dan DPD Partai Golkar
    Dukung Anies Capres, Nadem, Demokrat dan PKS Tandatangani Piagam Kerjasama
    PKS Jabar Menolak Keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 yang Bertanding di Jabar
    Berita Terdahulu

    Editorial


      rokok dewa

      Data Statik Covid-19


      DATA COVID-19 INDONESIA

      😷 Positif:

      😊 Sembuh:

      😭 Meninggal:

      (Data: kawalcorona.com)

      Ads