free hit counter code Gempa M6,0, Warga Bolaang Mongondow Selatan Rasakan Guncangan Cukup Kuat - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Gempa M6,0, Warga Bolaang Mongondow Selatan Rasakan Guncangan Cukup Kuat
    (timesindonesia/nusantara.com) ILUSTRAS

    Gempa M6,0, Warga Bolaang Mongondow Selatan Rasakan Guncangan Cukup Kuat

    JuaraNews, JAKARTA - Warga Bolaang Mongondow Selatan merasakan guncangan cukup kuat saat gempa magnitudo 6,0 terjadi di wilayah Sulawesi Utara (Sulut) pada Selasa (23/6), pukul 14.43 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor pusat gempa berkedalaman 109 km.

     

    Sekretaris Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Marzansius Arvan Ohy, melaporkan gempa dirasakan warganya cukup kuat selama 2 hingga 3 detik. Menurut dia, belum ada laporan dampak kejadian. BMKG mencatat parameter gempa berlokasi di laut pada jarak 46 km arah Barat Daya Kota Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara.

     

    Hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

     

    Sementara itu, BMKG merilis guncangan gempa bumi dengan parameter MMI, sebagai berikut Bone Bolango, Bolaang Uki, Luwuk IV MMI, Gorontalo, Lolak, Ampana, Minahasa Tenggara, Tutuyan III-IV MMI, Kotamobagu, Malili, Sorowako, Taliabu, Labuha  III MMI dan Pasang kayu, Palu, Bitung, Toraja, Masamba, Manado, Toli-toli II MMI.

     

    Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebutkan,berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi di bawah laut Sulawesi Utara.

     

    "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan. gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan patahan naik atau thrust fault ," ujar Rahmat melalui rilis BMKG, Selasa (23/6).

     

    Indonesia sebagai negara yang rawan terhadap gempa bumi menunjukkan, gempa telah menyebabkan banyak korban jiwa akibat keruntuhan bangunan dan infrastruktur. Upaya mitigasi struktural harus diupayakan untuk membangun ketangguhan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman gempa bumi.

     

    Bangunan dan infrastruktur  yang tangguh terhadap gempa dapat diwujudkan sebagai upaya investasi terhadap pembangunan serta kesadaran kolektif masyarakat dalam menghadapi risiko gempa bumi.

     

    Sulawesi Utara merupakan wilayah yang mempunyai potensi risiko gempa bumi cukup tinggi. BNPB selalu mendorong pemerintah daerah beserta pihak terkait dalam upaya pencegahan dan mitigasi dalam semangat pengelolaan risiko bencana.

     

    Upaya pemahaman risiko untuk seluruh masyarakat menjadi pintu masuk untuk seluruh masyarakat mengetahui potensi risiko dan ancaman yang ada di wilayahnya. Pemahaman risiko ini dapat disampaikan melalui pendidikan formal maupun non formal, baik dari generasi ke generasi.

     

    Raditya Jati

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Raditya Jati, mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan memonitor situasi pascagempa. Masyarakat diimbau tenang dan wapada, serta tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.(*)

     

     

     

    Oleh: ayi kusmawan / ayi

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    DPRD Anggarkan Rp50 M untuk Bangun 33 Sekolah Baru
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong

    Editorial



      sponsored links