BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
- 22 November 2024 | 11:11:00 WIB
DUA tim Pusdalops PB dari BPBD Provinsi Jawa Barat langsung turun ke lokasi banjir di Kabupaten Bandung
DUA tim Pusdalops PB dari BPBD Provinsi Jawa Barat langsung turun ke lokasi banjir di Kabupaten Bandung
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Bandung - Sejarah dibalik kisah pembangunan Jalan Cadas Pangeran yang merupakan sebuah jalan atau jalur lalu lintas di Jawa Barat yang terletak di kabupaten Sumedang.
Jalan ini terdapat di jalur selatan yang menghubungkan antara Sumedang dengan kabupaten Bandung dan juga menjadi jalur penghubung Kuningan Majalengka dan Cirebon menuju Bandung via jalur selatan.
Pembangunan sebuah jalan biasanya digunakan untuk memudahkan pergerakan lalu-lintas para penggunanya, namun berbeda dengan jalan di Cadas Pangeran jalan yang berkelok-kelok dengan tikungan tajam di setiap kilometernya ditambah dengan jalan yang naik-turun khas jalur pegunungan yang berbatasan langsung dengan tepi jurang di sepanjang jalan.
Dengan demikian jalan Cadas Pangeran dikenal dengan jalur ekstrim yang melegenda di Jawa Barat yang menjadikannya salah satu jalur tersulit untuk dilalui oleh para pengemudi yang baru melintasi jalan Cadas Pangeran ini.
Dibalik nama Cadas Pangeran yang dikenal sebagai jalur ekstrim bagi para pengemudi ternyata jalan ini memiliki kisah sejarah dan asal usul nama dan pembangunannya yang menelan banyak korban.
Jalur Cadas Pangeran merupakan jalan yang membentang sepanjang kurang lebih 11 km yang dibangun pada masa kolonial Belanda, Ambisi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama Herman Willem Daendels yang pada saat itu ingin menyelesaikan proyek terbesarnya dengan membangun jalan raya pos sepanjang 1000 km yang dimulai dari Anyer hingga Panarukan di Kabupaten Situbondo Jawa Timur.
Dari sekian banyak jalan yang dibangun oleh pihak Belanda pada saat itu dalam pengerjaannya Cadas Pangeran merupakan salah satu jalur yang tersulit, untuk membangun jalan ini para pekerja harus membelah bukit dengan tenaga dan peralatan seadanya, salah satu penyebab yang membuat kesulitan adalah ketika membongkar dan membelah bukit dengan kondisi tanah yang didominasi oleh bebatuan.
Cadas yang sangat keras ini pun mengakibatkan pembangunan jalan terhambat dari target awal selesai pada tahun 1808 namun baru bisa digunakan tiga tahun kemudian, dikarenakan untuk membangun jalan ini dengan tangan kosong hingga tersiksa secara tenaga karena minimnya bantuan alat maupun logistik ditambah pembangunan jalan dengan kontur berkelok tajam dan naik turun khas pegunungan, tidak sedikit memakan korban sebanyak 5000 nyawa selama proses pembangunan Cadas Pangeran ini.
Selain karena minimnya sarana penunjang para pekerja Rodi tersebut banyak yang berakhir menjadi mangsa dari hewan buas penunggu bukit di kawasan tersebut, bahkan selama proses pembangunan para pekerja diperlakukan semena-mena dengan dipaksa bekerja demi mengejar target pembangunan, hingga tak sedikit pula para pekerja yang meninggal karena terkena wabah penyakit serta perlakuan tak manusiawi dari Gubernur Jenderal Daendels.
Kejadian ini pun tercium oleh Bupati Sumedang saat itu yang bernama Pangeran kusumadinata ke IX atau yang akrab disapa dengan nama Pangeran Kornel. Dengan meluapkan kemarahannya Sang Pangeran ini pun datang mengunjungi proyek jalan Cadas Pangeran sembari memegang kepala Kris yang masih tertancap di tempatnya.
Saat tiba dilokasi Pangeran Kornel pun langsung menemui Gubernur Jenderal Daendels dengan sorotan mata tajam tanda kemarahannya kemudian keduanya bersalaman namun Pangeran Kornel bersalaman dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanannya dengan gagah memegang kepala keris yang terselip di pinggangnya.
Tragedi jabatan tangan dengan tangan kiri itu dikisahkan merupakan simbol perlawanan Pangeran Kornel sebagai Bupati Sumedang terhadap pimpinan kolonial Belanda atas perlakuan tak manusiawi terhadap para pekerja proyek jalan yang telah banyak menelan korban.
Dikisahkan saking marahnya ketika itu sang Bupati juga sempat mengajak duel satu lawan satu agar tak lagi memanfaatkan rakyat Sumedang untuk melakukan kerja paksa.
Ancaman sang Bupati pun sangat tegas lebih baik berjuang dan berkorban sendiri dari pada harus mengorbankan seluruh rakyat Sumedang.
Setelah aksi protes sang Bupati tersebut konon pembangunan proyek tersebut tetap jalan akan tetapi dalam hal perlakuan terhadap para pekerjanya jauh lebih manusiawi dan lebih menghargai.
Untuk mengenang pemberontakan oleh Pangeran kusumadinata ke IX atau Pangeran Kornel maka dibangunlah sebuah patung atau prasasti yang menampilkan Pangeran Kornel sedang berjabat tangan menggunakan tangan kirinya bersama Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Maka berdirilah jalan tersebut yang diberi nama jalan Cadas Pangeran serta patung dua sosok lelaki berdiri di jalan Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Dengan menyimpan cerita serta jejak sejarah aksi heroik keberanian seorang Bupati yang menentang kebijakan kolonial Belanda demi membela keselamatan dan kesejahteraan rakyat yang ia Pimpin.
Itulah kisah jalan Cadas Pangeran yang berada di Kabupaten Sumedang Jawa Barat yang di ambil dari berbagai sumber yang mudah mudahan jadi ilmu dan pengetahuan bagi kita semua. (*)
Rdsp
0 KomentarBELAKANG ini, wilayah Bandung Raya sedang mengalami cuaca ekstrem dengan suhu terendah berkisar 16-21 derajat dan tertinggi 29-30 Selengkapnya..
INDONESIA negara yang beriklim tropis cuaca di Indonesia cenderung panas Kendati demikian bukan berarti tidak ada daerah bersuhu dingin di Selengkapnya..
PADANG 12 adalah lahan kosong yang dipenuhi pohon pinus serta ilalang yang menyimpan legenda mistis. Selengkapnya..
TIKTOK telah menjadi tren dan hiburan tersendiri bagi masyarakat. TikTok juga digunakan untuk memasarkan produk Selengkapnya..
SESAR Lembang, yang terletak di Jawa Barat, merupakan salah satu patahan aktif yang menarik perhatian para ahli Selengkapnya..