JuaraNews, Bandung - Penyerang Persib Bandung Ciro Alves mengaku heran sekaligus sedih dengan keputusan Komdis PSSI yang menghukum diri dengan denda dan larangan bermain selama 2 laga.

Pemain berpaspor Brasil ini tidak percaya dirinya bisa terkena saksi. Dia pun mempertanyakan alasan Komdis PSSI menghukum dirinya.

"It is serious? unbelievable (ini serius? sulit dipercaya," ungkap Ciro dalam postingannya di instagstory akun pribadinya, @ciroofficial, Sabtu (12/8/2023).

Ciro sendiri terkena sanksi setelah kedapatan mengacungkan jari tengahnya saat meninggalkan lapangan menuju ruang ganti seusai laga Persib kontra Persis Solo di Stadion Manahan, Solo, Selasa (8/8/2023) lalu.

Dalam sidang Komdis PSSI, tindakan tersebut dinilai melanggar Pasal 55 Kode Etik Disiplin PSSI Tahun 2023. Ciro pun dijatuhi sanksi larangan bermain sebanyak 2 laga, denda sebesar Rp75 juta. Akibat sanksi tersebut, Ciro dipastikan tidak bisa membela Persib saat menjamu Barito Putera di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Minggu (13/8/2023) sore.

Ciro mengaku, sanksi tersebut merupakan yang pertama kalinya bagi dia setelah bertahun-tahun berkarier di Indonesia.

"More than 100 games in indonesia league 1. No red card and few yellow card. Respecting all the fans and always taking care of myself and working hard every games and every minutes. Here in indonesian everyone knows me and knows who i am, i'm not one to talk alot, i'm no one to give interviews. I don't have media team to speak nice word to me. It's just me in these years in indonesia (Lebih dari 100 pertandingan di Liga Indonesia 1. Tidak ada kartu merah dan sedikit kartu kuning. Menghormati semua penggemar dan selalu menjaga diri sendiri dan bekerja keras setiap pertandingan dan setiap menit. Di sini di indonesia semua orang mengenal saya dan tahu siapa saya, saya bukan orang yang banyak bicara, saya bukan orang yang memberikan wawancara. Saya tidak memiliki tim media untuk mengucapkan kata-kata yang baik kepada saya. hanya saya sendiri bertahun-tahun di indonesia," tulis Ciro.

Pemain bernomor punggung 77 ini mengaku sedih atas keputusan Komdis PSSI yang menghukum dirinya dan mendenda Persib. Dan hukuman tersebut dijatuhkan hanya karena adannya rekaman video amatir yang dibuat oleh penontin yang memperolok-olok dirinnya seusai laga.

"I am very sad about news from federation that want to punish me (2 games) and punish (fine) persib for an act that happened at the last games againts Persis solo. Recorded (amateur) by a fan who spoke ugly word me on the way of the field (saya sangat sedih dengan berita dari federasi yang ingin menghukum saya (2 pertandingan) dan menghukum [denda] persib atas tindakan yang terjadi di pertandingan terakhir melawan pers solo. direkam (amatir) oleh seorang penggemar yang mengucapkan kata-kata buruk tentang saya di jalan lapangan," katannya.

Dalam postingan tersebut, Ciro pun sedikit menyampaikan pembelaan. Menurutnya, kejadian tersebut tidak berlangsung di lapangan saat pertandingan, tapi seusai laga berakhir dan tim sedang menuju ruang ganti. Dalam hal ini pun, Ciro mengaku tidak melakukan kontak fisik baik dengan pemain maupun penonton. Dia menilai, keputusan PSSI tersebut diambil hanya gara-gara videonya viral di media sosial.

"It was an off-pitch situation. i have no physical contact. i just responden in (wrong) way. but away from television cameras, the trial being based on video going viral on instagram (Itu adalah situasi di luar lapangan. saya tidak melakukan kontak fisik. saya hanya menjawab dengan cara [yang salah]. Namun jauh dari kamera televisi, keputusan tersebut berdasarkan video yang viral di Instagram)," tandasnya.

Menurut Ciro, tidak adil jika keputusan menjatuhkan sanksi tersebut semata-mata berdasarkan rekaman video. Apalagi video tersebut dibuat oleh orang yang telah mengolok-olok dirinya.

"The same people who offend are the same people who are filming. can the judgment be bases on that? does not make sense. I was judge by television image or inside the game (Orang yang sama yang menyinggung adalah orang yang sama yang merekam. Dapatkah penghakiman didasarkan pada itu? tidak masuk akal. Saya dinilai dari gambar televisi atau di dalam game)," serunya. (*)

Oleh: deni mulyana sasmita / den