free hit counter code Ganjar Pranowo Miliki Hubungan Erat dengan Mbah Hisyam Kalijaran - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Ganjar Pranowo Miliki Hubungan Erat dengan Mbah Hisyam Kalijaran

    Ganjar Pranowo Miliki Hubungan Erat dengan Mbah Hisyam Kalijaran

    • Kamis, 1 September 2022 | 12:01:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    JuaraNews, Bandung – Setiap kali ada kegiatan di Purbalingga, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu menyempatkan diri mampir ke Pondok Pesantren Sukawarah  Roulotus Sholichin Sholihat. Pesantren ini terletak di Desa Kalijaran Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga.

     

    Pondok Pesantren ini pondok didirikan KH Hisyam Abdul Karim, sebuah pondok sekaligus pusatnya laskar santri dalam melawan penjajahan Belanda. Kiai H Hisyam Abdul Karim sendiri adalah tokoh Muhamadiyah. Ia tercatat sebagai Ketua PB Muhamadiyah ketiga dalam sejarah organisasi keislaman terbesar di Indonesia itu.

     

    Kiai Hisyam adalah murid langsung dari Pendiri Muhamadiyah, KH Ahmad Dahlan. KH Hisyam lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada 10 November 1883. Ia meninggal dunia pada 20 Mei 1945. Orang lebih mengenalnya dengan sebutan Mbah Hisyam Kalijaran. Semasa hidupnya, Mbah Hisyam dikenal sebagai kyai jadug, memiliki ilmu kanuragan dan kesaktian tinggi yang membuatnya ditakuti.

     

    Selain dikenal sebagai ulama yang alim, Mbah Hisyam juga dikenal sebagai sosok pejuang kemerdekaan. Selama hidupnya, ia menjadikan pondok pesantrennya sebagai tempat kaderisasi para pejuang. Ribuan santri yang belajar ngaji di sana, ia ajari beragam keterampilan perang. Hasilnya, santri-santri itu mahir dalam urusan peperangan, dan ikut berjuang merebut kemerdekaan.

     

    Lalu apa hubungannya Ganjar Pranowo dengan Kiai Hisyam? Setelah ditelusuri ternyata, hubungan Ganjar dengan Mbah Hisyam sangat erat sekali. Ganjar adalah bagian dari keluarga Mbah Hisyam karena menikah dengan cucunya bernama Siti Atikoh Supriyanti. Secara tak langsung, Ganjar adalah cucu mantu dari Mbah Hisyam sendiri.

     

    Itulah kenapa Ganjar sangat beda dengan elit politik di negeri ini. Mungkin selama ini, orang menilai Ganjar adalah sosok nasionalis sejati. Selain backgroundnya sebagai aktivis GMNI, Ganjar juga berkiprah di dunia politik bersama PDIP.

     

    Partai berlambang banteng yang memegang teguh prinsip-prinsip nasionalisme hingga kini. Tapi sepak terjang Ganjar bukan hanya seorang nasionalis, tapi juga seorang pemimpin agamis.

     

    Selama jadi Gubernur Jateng, Ganjar tak hanya fokus pada urusan negara. Banyak program kerja ia susun untuk memajukan sektor agama. Pemberian insentif pada guru ngaji, bantuan pengembangan lembaga keagamaan, beasiswa santri, koperasi pesantren dan optimalisasi badan amil zakat nasional (Baznas) adalah contoh kecil keberpihakan Ganjar pada isu agama.

     

    Tak hanya itu, Ganjar konsen betul pada soal intoleransi. Dibanding pemimpin lain, Ganjar paling tegas kalau soal ini. Ia tak segan memecat bawahannya, yang terafiliasi dengan ormas-ormas yang tak beridiologi pancasila. Entah HTI, FPI, JI dan lainnya. Ganjar tak gentar, meski selalu diincar. Pokoknya kalau anti Pancasila, akan disikat sampai ke akar-akarnya.

     

    Pun demikian dengan persoalan korupsi. Ganjar selalu berada di garda terdepan untuk memberantas praktik-praktik culas ini. Beberapa bawahannya ia pecat, karena terbukti merampok duit rakyat. Perda antikorupsi dan pendidikan antikorupsi dibuat. Untuk membentengi negara dari keserakahan orang-orang jahat.

     

    Pun demikian dengan persoalan korupsi. Ganjar selalu berada di garda terdepan untuk memberantas praktik-praktik culas ini. Beberapa bawahannya ia pecat, karena terbukti merampok duit rakyat. Perda antikorupsi dan pendidikan antikorupsi dibuat. Untuk membentengi negara dari keserakahan orang-orang jahat.

     

    Jika Mbah Hisyam dulu berjuang merebut kemerdekaan, Ganjar kini berjuang mempertahankan kemerdekaan. Meski tak berhadapan di medan pertempuran, namun perjuangan Ganjar tak kalah berat karena melawan bangsanya sendiri.

     

    Tujuan keduanya sama, menjadikan bangsa ini merdeka. Jika Mbah Hisyam berjuang agar merdeka dari penjajahan, Ganjar berjuang agar bangsanya merdeka dari ancaman perpecahan karena intoleransi dan merdeka dari kesengsaraan akibat korupsi. (*)

    ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah

    Editorial



      sponsored links