JuaraNews, Gianyar – Tim PSM Makassar bertekad bangkit dari rentetan kekalahan di Liga 1 2021-2022, saat melakoni laga tunda Pekan 22 kontra Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (22/2/2022) malam.

Pelatih PSM Makassar Jakob Freerk Gall mengakui target yang dicanangkannya tersebut bukanlah hal mudah direalisasikan. Dia menilai menghadapi Persib akan menjadi laga sulit bagi timmya. Karena itu, Gall meminta Zulkifli Syukur dan kawan-kawan untuk bekerja keras di sepanjang pertandingan untuk memutus rantai kekalahan beruntun yang dialami Juku Eja dalam 3 laga terakhir ini.

Performa PSM menang tengah menurun. Dalam 5 laga terakhir, tim Juku Eja menuai 3 kekalahan, sekali seri, dan hanya meraih 1 kemenangan. Bahkan PSM menderita kekalahan dalam 3 laga terakhirnya, yakni dari Borneo FC (0-1), Persikabo 1973 (0-3), dan Persita Tangerang (0-2).

Kendati demikian, Gall tetap optimistis timnya bisa mengalahkan Persib pada pertemuan kedua musim ini tersebut. Pada pertemuan pertama di Putaran 1 lalu, PSM berhasil menahan imbang Persib 1-1.

"Persib adalah salah satu tim terbaik di liga, kami akan bekerja keras untuk bisa mendapatkan hasil yang bagus. Ini bukan pertandingan mudah. Dalam 2 hingga 3 laga terakhir ini, kami tidak bermain dengan cukup baik sehingga hasil yang didapat pun tidak cukup baik," ujar Gaal dalam sesi konferensi pers virtual jelang laga, Senin (21/2/2022).

Gall mengakui, skuat PSM tidak dalam kondisi terbaik karena sejumlah pemain dan staf yang terpapar Covid-19. Bahkan, Gall belum bisa memastikan pemain-pemain yang bisa diturunkan menghadapi Maung Bandung. Hal tersebut dipersulit karena jeda waktu pertandingan sangat rapat, seusai timnya melakoni laga Pekan 25 kontra Persita, Sabtu (19/2/2022) lalu.

"Kondisi tim jelang laga tunda ini, tentu lebih banyak kerugian karena jadwal kami sangat padat dan saya tak tahu kenapa penyelenggara menyimpan laga ini dengan jarak yang sangat padat," ucap Gall.

"Persib memiliki keuntungan satu hari waktu recovery lebih dari kami. Kami, setiap tiga hari harus bertanding dengan pemain cedera, covid, dan masalah lain yang belum tentu bisa kami atasi," sambungnya.

Menurutnya, padatnya jadwal pertandingan membuat para pemain merasakan rasa lelah luar biasa. Ia menilai seharusnya penyelenggara membuat jadwal yang adil bagi kedua tim agar memiliki waktu persiapan yang optimal sebelum laga.

"Kondisi tim sangat lelah, bahkan 1 hari waktu pemulihan terasa seperti istirahat sepekan karena pemain benar-benar merasa lelah. Kami pikir pemain masih membutuhkan waktu 1 hari lebih untuk persiapan," jelas Gall.

"Kenapa penyelenggara tidak membuat jadwal saat kedua tim bermain di hari yang sama lalu dipertemukan lagi di laga tunda agar punya waktu persiapan yang sama," harapnya. (*)

jn