free hit counter code Ketua Komisi I DPRD Jabar Raih Gelar Doktor Hubungan Internasional - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Ketua Komisi I DPRD Jabar Raih Gelar Doktor Hubungan Internasional

    Ketua Komisi I DPRD Jabar Raih Gelar Doktor Hubungan Internasional

    • Jumat, 18 Februari 2022 | 20:02:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Fraksi PDI Perjuangan Bedi Budiman, meraih gelar Doktor (S3) Program Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Padjadjaran setelah melaksanakan sidang promosi doktor, Jumat (18/2/2022).

     

    Bedi berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Reaktualisasi Gerakan Non-Blok Dalam Sistem Internasional Unipolar" di hadapan penguji yang terdiri dari  tim promotor yang diketuai Prof. Dr. Obsatar Sinaga. Prof. Drs Yanyan M Yan (Anggota) dan Drs. Taufik Hidayat (Anggota) serta Tim Oponen Ahli yakni Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, Dr. Wawan Budi Darmawan, Dr. Gilang Nur Alam  dan Prof.  Dr. Drs. H. Sam’un Jaja Raharja. selaku representasi guru besar Universitas Padjadjaran.

     

    Saat memaparkan disertasinya, Bedi mengungkapkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh Gerakan Non Blok (GNB) di tengah tatanan politik dunia yang sudah tidak bersifat bipolar lagi.

     

    Sementara Novelty atau kebaruan dalam penelitiannya Bedi mendasari pada kajian genealogi dari pemikiran dan tindakan lima pendiri GNB yakni; Soekarno (Indonesia), Nehru (India), Nasser (Mesir), Tito (Yugoslavia) dan Kwame Nkrumah (Ghana), yang selaras untuk mewujudkan perdamaian dunia namun ditempuh dengan cara yang realistis, dalam paradigma berpikir HI dikenal dengan mazhab realisme.

     

    "Mereka (pendiri GNB) menempuh strategi perjuangannya mulai dari nasional, regional, hingga global (GNB). Misalnya Nasser dengan Pan Arabisme, Nkrumah dengan Pan Afrikanisme, Tito dengan Balkan Pact, Soekarno dan Nehru dengan KAA 1955. Capaian GNB yang paling menonjol dan fundamental adalah Dekolonisasi, Detente dan Disarmarment. Andai tidak ada GNB maka laju Perang Dingin akan semakin tidak terkendali," ungkapannya.

     

    Bedi juga mengungkap transformasi GNB yang selalu dipelopori oleh Indonesia dalam wadah Kerjasama Teknik Selatan-Selatan dengan metode triangulasi guna mengatasi masalah perekonomian negara-negara berkembangan.

     

    "Kapabilitas Indonesia yang kini makin diperhitungkan hingga menjadi Presidensi G-20, akan menjadi momentum strategis untuk menyuarakan kepentingan GNB dalam menciptakan tatanan ekonomi dunia baru yang lebih berkeadilan," pungkasnya. (*)

     

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    DPRD Anggarkan Rp50 M untuk Bangun 33 Sekolah Baru
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong

    Editorial



      sponsored links