JuaraNews, Bandung -Habisnya masa jabatan ataupun adanya problem internal di pengurus cabang olahraga (cabor) maupun KONI Kota-Kabupaten, disinyalir dimanfaatkan petinggi KONI Jabar untuk kepentingan Musorprov September tahun ini.
Hal tersebut, diutarakan pengamat keolahragaan Herry MOS, kepada media, Rabu (19/1/2022).
"Berlarut-larutnya penyelenggaraan Musorprov KONI Kab. Bandung Barat dan Kota Banjar, diduga erat kaitannya dengan calon ketua yang kurang atau belum sejalan dengan KONI Jabar," ujarnya.
Menurutnya, caretaker yang ditunjuk KONI Jabar sebenarnya bisa dengan cepat menyelesaikan tugasnya, yaitu menggelar Musorkab atau Musorkot. Karena tak ada kendala teknis di lapangan yang bisa mengganjal jalannya kegiatan.
"Sebenarnya wajar kalo KONI Jabar punya keinginan untuk menempatkan orang orang yang dikehendakinya untuk duduk sebagai ketua KONI kota/kab atau Ketua Cabor, sebagai upaya untuk mengamankan atau menjaga keberlangsungan kepentingan, tetapi semua harus dikembalikan pada aturan main yang berlaku, bukan dengan cara memaksakan kehendak dengan menabrak nabrak aturan main, etika, dan sportivitas," tandas mantan Ketua Perserosi (Persatuan Olahraga Sepatu Roda) Jabar ini.
Sementara itu, pengamat keolahragaan Dadan Hendaya menduga KONI Jabar terlalu jauh mengintervensi cabor. Perbasi Jabar, misalnya. "Secara sepihak KONI menunjuk caretaker, dengan alasan Ketua Perbasi Ajay M. Priatna sedang jalani masa tahanan. Padahal kalau harus ada caretaker, mestinya inisiatif PB Perbasi, dan orang yang ditunjuk pun dari PB Perbasi, bukan dari KONI Jabar," katanya.
Secara semena-mena, meski ada penolakan dari Ajay, KONI Jabar menggelar Musprovlub Perbasi Jabar, dan terpilihlah ketua baru yang patut diduga sudah mendapat restu KONI Jabar. "Karenanya, saya setuju Kang Ajay menggugat kasus ini secara hukum," tandas mantan Kahumas KONI Jabar ini.
Ia juga mengkhawatirkan praktek "main kayu" akan terus berlanjut, untuk memuluskan calon Ketua KONI Jabar mendatang. "Saya dapat informasi dari Garut, bahwa jabatan Ketua Porlasi Brigjen (Purn) Arief akan digoyang, karena yang bersangkutan adalah kandidat kuat untuk Ketua KONI Jabar berikutnya, yang berseberangan dengan kehendak para petinggi KONI Jabar," katanya.
Namun Dadan percaya, para petinggi Porlasi Kota-Kabupaten punya integritas tinggi, untuk tak mencampuradukkan urusan internal organisasi dengan rencana estafet kepemimpinan KONI Jabar tahun ini. (*)
bas
0 Komentar