JuaraNews - Legenda Manchester United, Paul Parker mengatakan Harry Maguire seharusnya tidak menjadi kapten tim Setan Merah. Menurutnya, bek Inggris itu tidak mampu memenuhi label sebagai bek mewah dengan harga 80 juta pounds.

Dikutp dari The Sun (12/2/21), Parker mengatakan "Terlepas dari posisi Manchester United di Liga Inggris, mereka masih perlu memperkuat tim di bursa transfer musim panas ini.”

"Mengenai bek tengah, orang-orang menyarankan tim merekrut pendamping Harry Maguire, tetapi saya akan mempertimbangkan untuk membawa dua bek tengah," tegasnya.

Parker blak-blakan sangat mengkritik gaya kepemimpinan Maguire yang menurutnya tidak cocok jadi pemimpin.

"Harry Maguire bukanlah seorang pemimpin, dia memainkan permainan untuk dirinya sendiri, dia menggiring bola terus lalu berlari ke jalan buntu," ungkapnya.

“Gol melawan Sheffield United, dia menempatkan David De Gea dalam posisi yang buruk dan dia melakukan pertahanan yang buruk dan kemudian orang-orang menyalahkan penjaga gawang," kata sang legenda.

Harga fantastis yang dibayarkan United kepada Leichester untuk memboyong Maguire sangat tidak sepadan dengan apa yang ditampilkannya untuk United. Parker juga merasa tidak yakin ketika Manchester United memboyong Maguire dari Leicester City.

Dirinya mengatakan, "Saya selalu tidak yakin tentang Maguire sejak hari Manchester United mengontraknya. Ketika mereka membayar 80 juta pounds, klub tidak membeli bek tengah senilai itu, itu adalah bisnis hebat oleh Leicester.”

Selain itu, Parker mengaggap tidak ada persaingan pada posisi bek tengah United membuat Maguire tidak berkembang dan mengeluarkan penampilan maksimalnya. Terlepas dari posisi Manchester United di Liga Inggris saat ini, menurut Parker, mereka wajib memperkuat lini belakang.

"Persaingan internal akan membantu para pemain untuk meningkatkan permainan mereka. Anda lihat Luke Shaw musim ini, dia benar-benar meningkatkan permainannya sejak penandatanganan Alex Telles."

Sang legenda menilai bahwa persaingan dalam tim sangat lah penting dalam membangun kekuatan tim. Tanpa adanya persaingan, pemain akan merasa aman, karena posisinya di tim utama tidak ada yang menggantikan. Hal ini dapat berdampak pada performa yang kurang maksimal.(*)

Oleh: arfan sauki / fan