free hit counter code Purna Pekerja Migran yang Sukses dan Jadi Bos Bukan Hal Aneh - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


    Purna Pekerja Migran yang Sukses dan Jadi Bos Bukan Hal Aneh
    Ketua APPMI Biben Fikriana

    BIBEN FIKRIANA

    Purna Pekerja Migran yang Sukses dan Jadi Bos Bukan Hal Aneh

     

    MENGURUSI sebuah organisasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) tak mudah. Tak banyak pula yang mau menghimpun mantan pekerja migran yang sudah ada di tanah air. Selain banyak masalah yang dihadapi, sudah tentu memerlukan perhatian lebih dan mental yang siap dalam menghadapi berbagai persoalan.

     

    Saat mengunjungi kediaman Ketua Umum Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia (APPMI) Biben Fikriana, dosen ilmu keperawatan ini sedang sibuk telpon-telponan terkait PMI yang dipulangkan. "Jadi ada PMI di Sumedang, meninggal, dipulangkan dari Malaysia. Ini sedang kita bantu kepulangannya," kata Biben, mengawali pembicaraannya awal pekan lalu.

     

    Hampir tiap minggu Biben menerima laporan dari anggota maupun pengurus terkait ada PMI yang sedang bermasalah maupun yang dipulangkan dalam berbagai kondisi. Ia dan aparat yang berwenang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk upaya kepulangannya itu. Tak jarang mengeluarkan uang sendiri untuk operasional membantu proses kepulangan itu.

     

    "Yang terpenting, satu-satu terblow up, satu-satu teratasi," kata Biben.
    Rasa kemanusiaan menjadi alasan Biben mau mengurusu dunia pekerja migran atau dulu disebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Dia sendiri sebelumnya tak ada hubungannya dengan dunia pekerja migran.

     

     

    Pendidikannya sendiri ditempuh dalam bidang keperawatan, baik ijazah S1 atau S2. Pekerjaan yang ditempuhnya saat ini masih berhubungan dengan dunia kesehatan. Sehari-hari ia mengajar di STIKes Dharma Husada Bandung, dan di rumahnya ia membuka praktek Perawatan Luka & khitan.

     

    Pekerjaan yang membawa ke dunia pekerja migran adalah karena ia pernah bekerja di negeri Jepang pada 2008-2011. Ia menjadi perawat di negara itu sebelum akhirnya kembali ke tanah air.

     

    Sepulang dari Jepang ia mengajar di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Saat ini ia mulai berinteraksi dengan dunia pekerja migran, saat diminta menjadi istruktur di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN), sekarang Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLK PMI). Ia mengajar Sosial Budaya Jepang untuk calon pekerja migran yang disiapkan ke negeri Sakura.

     

    "Dari situ mulai interaksi dengan purna pekerja migran," katanya.

     

     

    Dari BLTKLN ayah dari satu putra ini bertemu purna pekerja migran lain, yang kini menjadi pengurus di APPMI. Setelah dilakukan silaturahmi dengan para purna pekerja migran, ternyata sudah ada Forum Purna Pekerja Migran Indonesia.

     

    Forum ini berproses, berubah nama menjadi Solidaritas Purna Pekerja Migran Indonesia (SPPMI), lalu menjadi Aliansi Purna Pekerja Migran Indonesia. Terakhir, kemudian disempurnakan dan menjadi Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia (APPMI). Pengurusnya Ketua Umum Biben Fikriana, Ketua Harian Paryanto, dan SekJen Ramdhani.

     

    Tujuan dari asosiasi ini untuk menyatukan forum atau organasasi purna pekerja migran yang ada di daerah. Di banyak daerah ada organisasi yang menghimpun para purna pekerja migran. Seperti ada forum PMI Arab Saudi, di Garut LPKKMI, Majalengka ada FORMIMA dan juga berbagai organisasi sejenis dengan nama forum maupun nama perkumpulan lainnya yang tersebar di Jawa Barat.

     

    Sebagai pendatang baru di dunia oganisasi PMI, Biben tak banyak paham seluk beluknya. Namun Ia termasuk orang yang selalu ingin belajar dan mendalami dunia yang tak banyak orang mau terjun.

     

    Ia mengaku banyak belajar dan mendapat semangat dari rekan-rekan purna PMI lainnya. "Awalnya saya tak punya basic berkecimpung di dunia PMI. Background saya itu di bidang kesehatan, walaupun dari sejak sekolah saya memang aktif berorganisasi. Ketika saya nyemplung ke dunia PMI ini ada hal yang sebagian banyak orang belum terpikirkan," katanya.

     

    Saat itu sosok yang pernah menjadi salah satu representatif JICA Indonesia (Japan International Cooperation Agency) ini menilai idealnya semua pihak bisa bersama-sama dalam menangani masalah pekerja migran. Namun, banyak kenyataan di lapangan yang tak berbanding lurus dengan kondisi ideal tadi.

     

    Begitu pun dalam menangani pekerja migran, sehinggga banyak ditemui pekerja migran yang menghadapi kondisi negatif, seperti pekerja meninggal, mengalami penyiksaan, dan terjebak trafficking atau perdagangan manusia.

     

    Akan tetapi, sebagai Ketua Umum APPMI ia ingin memunculkan purna pekerja migran yang sukses di berbagai bidang. "Selama ini di permukaan, opini publik terhadap PMI atau TKI itu hal negatif nya yang terekspos. Padahal banyak pekerja migran yang pulang ke Indonesia sukses membangun usaha, kegiatan sosial, politik, atau sukses di bidang lainnya," katanya.

    Ia menegaskan, Banyak hal positif dari dunia pekerja migran yang tak tersentuh media. Tidak semua Purna PMI bernasib buruk dan manjadi miskin. Banyak purna TKI atau purna PMI yang sukses. "Jadi jangan sampai memandang sebelah mata sosok TKI atau PMI. Dengan latar belakang berbeda, tapi mau berusaha dan punya tekad, mereka banyak kok yang berhasil. Dan itu sebenarnya sudah biasa. Bukan hal yang aneh," kata Biben lagi.

     

    Biben menambahkan, di antara purna PMI banyak yang berpenghasilan puluhan juta per bulan, bahkan bisa sampai Ratusan juta perbulan. Usaha yang dikembangkan mulai dari usaha toko kelontong, Budidaya Jamur, Peternakan, Bisnis eskpor impor, Bisnis kuliner, Bisnis di bidang IT, sampai politisi dan menjadi anggota DPR. "Istilahnya mulai level paling bawah sampai direktur perusahaan besar pun ada," kata nya. (*)

    ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Olahraga Efektif Mengatasi Lemak Pasca Lebaran
    Tiga Daerah Berbahaya yang Kuasai Ilmu Kesaktian
    Waspadai Penyakit Khas Pascalebaran
    Cintanya Agus Mulyana Pada Vespa Tak Sekedar Hobi
    Cegah Ancaman Kesehatan Pasca Lebaran, Lakukan Ini

    Editorial