free hit counter code Ridwan Kamil Tantang Insinyur Revolusi Engineering Ruang Publik di Tengah Pandemi   - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Ridwan Kamil Tantang Insinyur Revolusi Engineering Ruang Publik di Tengah Pandemi   
    (humas jabar) Ridwan Kamil

    Ridwan Kamil Tantang Insinyur Revolusi Engineering Ruang Publik di Tengah Pandemi  

    JuaraNews, Jakarta — Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, perlu ada inovasi dan revolusi engineering supaya ruang publik dapat dimanfaatkan dengan tetap mencegah sebaran covid-19. Sebab, pandemi Covid-19 berdampak pada pemanfaatan ruang publik, khususnya di perkotaan.

     

    “Yang menjadi tantangan para insinyur adalah bagaimana melakukan teknologi touchless, bagaimana menekan tombol lift tanpa tangan. Di Thailand, dipaksa pakai kaki, ada yang pakai tusuk gigi,” katanya, saat menjadi pembicara telekonferensi Engineer Room Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Kantor Badan Penghubung Jabar, Jakarta, Kamis (2/7/20).

     

    "Kemudian apakah bisa menciptakan pintu yang sudah ada sensornya tanpa ada handle seperti yang ada sekarang. Maka ini akan mengubah konstruksi bangunan, teknologi dan sebagainya. Untuk itulah pentingnya melakukan revolusi engineering," imbuhnya.

     

    Menurut dia, secara desain, bangunan ruang publik tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pasca-Covid-19.

     

    “Jadi, yang akan booming pasca-Covid-19 adalah teknologi-teknologi di ruang publik yang berhubungan dengan menyentuh. Itu yang harus disesuaikan,” ucapnya.

     

    “Tapi kalau desain tamannya atau ruang terbuka, menurut saya tidak akan ada perubahan yang signifikan,” ujarnyanya.

     

    Menurut dia, perilaku masyarakat di ruang publik akan berubah, seperti pakai masker dan jaga jarak. Ia katakana, tujuan masyarakat ke ruang publik ada dua, yakni menikmati lingkungan dan berinteraksi.

     

    ”Menurut saya bukan tata ruangnya. Tapi adaptasi perilakunya. Nah, yang berat di pandemi ini bukan lingkungannya, tapi sosialnya. Jadi, poin sosialnya itu yang hilang karena harus jaga jarak, dan sebagainya,” ujar dia.

     

    “Maka jika ingin tetap pascacovid-19 ini berkualitas hidupnya, tetap berinteraksi, tapi tidak ada lagi poin sosialnya. Jadi, menghirup udara segarnya bisa, tapi enggak bisa lagi ngobrol dalam jarak yang dekat, salam-salaman, dan lain sebagainya,” katanya. (*)

    ayi

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah

    Editorial



      sponsored links