free hit counter code Siswa Tendang Lansia di Tapsel, KPAI: Akibat Kegagalan Pola Asuh Orang Tua dan Pendidikan Karakter - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Siswa Tendang Lansia di Tapsel, KPAI: Akibat Kegagalan Pola Asuh Orang Tua dan Pendidikan Karakter
    (tangkapan layar) Kasus kekerasan pelajar terhadap lansia di Tapsel disebut KPAI sebagai kegagalan pola asuh orang tua dan penerapan pendidikan karakter di sekolah

    Siswa Tendang Lansia di Tapsel, KPAI: Akibat Kegagalan Pola Asuh Orang Tua dan Pendidikan Karakter

    • Senin, 21 November 2022 | 09:57:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Sebuah tayangan video viral di media sosial. Tampak sejumlah pelajar berseragam pramuka berhenti di pinggir jalan. Dua diantaranya tampak turun dari salah satu motor berleter T dan mengajak bicara pada seorang nenek renta yang tengah berdiri di pinggir jalan.


    Namun tetiba, seorang pelajar pengemudi sepeda motor lain langsung menendang lansia tersebut hingga tersungkur. Mereka kemudian meninggalkan lansia yang belakangan diduga merupakan ODGJ.


    Viralnya, video tersebut Polres Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara segera menelusuri kebenaran video itu. Upaya itu ditindaklanjuti dengan mengamankan 6 pelaku yang berada dalam tayangan berdurasi 13 detik itu.


    “Tadi malam kami langsung mencari informasi kebenaran peristiwa itu. Dan itu benar terjadi di Tapanuli Selatan,” ujar Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni.


    Selain itu, disebutkan Zamroni, para pelaku sudah diamankan oleh polisi pada Sabtu (19/11/2022) malam.


    “Mereka antara lain berinisial IH, ZA, VH, AR, RM dan ASH. Mereka rata-rata berusia di bawah umur dan sekarang masih berstatus sebagai saksi,” kata Zamroni Minggu, (20/11/2022).


    Kekerasan terhadap lansia di Tapsel itu pun mengundang reaksi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ketua KPAI, Retno Listyarti menyatakan hal itu merupakan pola asuh orang tua dan kegagalan dalam dunia pendidikan dalam menerapkan pendidikan karakter.


    "Tidak ada empati dan simpati. Selain dipengaruhi pola asuh orang tua kasus ini juga disebabkan gagalnya pendidikan karakter yang dilaksanakan oleh institusi sekolah,” cetus Retno Listyarti, Senin (21/11/2022).


    Dengan adanya kasus itu, KPAI juga merekomendasikan para orang tua murid untuk memperbaiki pola asuh terhadap anak-anaknya.


    "Para orang tua harus memperbaiki pola pengasuhan agar lebih positif dan penuh kasih sayang serta perhatian," tutur Retno Listyarti.


    Begitu juga dengan dunia pendidikan. Retno meminta Kemendikbud Ristek untuk memastikan pendidikan karakter benar-benar dilaksanakan oleh institusi sekolah di setiap tingkatan (SD-SMA).


    "Pendidikan yang diterima anak-anak tersebut gagal membentuk karakter Pancasila yang mengajarkan nilai welas asih pada sesama dan peduli pada orang-orang yang menderita atau yang diperlakukan tidak adil," ujar Retno.(*)

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Yod Sebarluaskan Perda PPA di Arjasari Tasikmalaya
    Untung: Hak Mahasiswa Miskin Tak Boleh Hilang
    Dinas BMSDA Diminta Perbaiki Jalan PU Cimuning
    33 Unit Sekolah Baru akan Dibangun di Jabar
    Bawaslu Mulai Tertibkan APK di Masa Tenang Pilkada

    Editorial



      sponsored links