free hit counter code Gubernur Ridwan Kamil Lepas Ekspor Jabar ke Dubai, mulai dari Produk Fesyen hingga Jengkol - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Gubernur Ridwan Kamil Lepas Ekspor Jabar ke Dubai, mulai dari Produk Fesyen hingga Jengkol
    (humas pemprov jabar) Gubernur Jabar Ridwan Kamil melepas ekspor perdana komoditas buah di lapangan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (13/12/2021). 

    Gubernur Ridwan Kamil Lepas Ekspor Jabar ke Dubai, mulai dari Produk Fesyen hingga Jengkol

    • Senin, 13 Desember 2021 | 19:36:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Gubernur Jabar Ridwan Kamil melepas ekspor perdana buah-buahan dan fesyen muslim ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Pelepasan ekspor ini merupakan tindak lanjut dari event Dubai Expo hasil pertemuannya dengan pengusaha setempat.

     

    Pemprov Jabar mendapatkan permintaan dari Epicstar Groip selaku buyer dari Dubai dengan rincian buah manggis 600 kg rambutan 300 kg salak 200 kg, dan jengkol 50 kg. Selain produk buah-buahan dilakukan juga ekspor produk fesyen muslim seperti sarung, baju muslim, peci, hingga mukena.

     

    Permintaan ini diserahkan dan dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Al-Ittifaq. Sedangkan untuk produk fesyen lainya yang diekspor dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Daarut Tauhid.  Ridwan Kamil menaruh perhatian pada salah satu komoditas jengkol yang diekspor, yakni jengkol. Gubernur bilang Jawa Barat bisa menjengkolkan masyarakat global termasuk Dubai, UAE.

     

    Apalagi jengkol menjadi salah satu komoditas unggulan Jawa Barat. Berdasarkan data BPS tahun 2019, produksi buah jengkol di Jawa Barat mencapai 16.110 ton. Selain jengkol, buah manggis juga merupakan salah satu komoditas andalan ekspor dari sektor pertanian. Apalagi Jabar merupakan salah satu daerah penghasil utama buah manggis di Indonesia.

     

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, produksi buah manggis Jabar merupakan yang terbesar di Indonesia dengan angka 90.269 ton. Daerah unggulan produksi manggis antara lain Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sukabumi.

     

    "Saya ekspor jengkol ini juga penting untuk mengjengkolkan masyarakat dan memasyarakatkan jengkol ke seluruh dunia kita ekspor ke Dubai hasil lobi-lobi yang kami lakukan saat Dubai Ekspo," kata Ridwan Kamil saat melepas perdana ekspor jengkol hingga Manggis di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Senin (13/12/2021).

     

    Emil menambahkan, ekspor ini juga menjadi langkah awal agar pesantren di Jabar bisa mewujudkan kemandirian ekonomi. Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa produk-produk pesantren bisa dijual ke pasar dunia.

     

    "Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Sehingga suatu hari, mimpi pesantren - pesantren di Jawa Barat itu mandiri penuh dengan kemandirian ekonomi akan terwujud. Dunia itu sangat luas tidak hanya dijangkau oleh level kabupaten atau provinsi atau nasional pasar itu seluas dunia ini," kata Emil.

     

    Gubernur pun meminta agar kegiatan ekspor ini tidak berhenti sampai di sini. Perlu ada perluasan pasar ke negara-negara lainya agar semakin banyak produk-produk termasuk pesantren di Jabar yang bisa mendunia.

     

    "Ini tangga pertama, kita harus jemput seratus tangga berikutnya perluas lagi produk-produknya," ucap Emil.

     

    Untuk memperluas pasar ekspor, perlu peran aktif untuk memetakan kebutuhan masing-masing negara. Dari situ, Pemprov Jabar bisa menghubungkan antara kebutuhan dengan produksi yang ada.

     

    "Seringkali kita amati dari pengalaman saya produk itu tidak memasuki pasar karena ketidakmampuan kita memiliki yang namanya market intelegence. Ketidamampuan kita mengetahui negara-negara itu butuh apa," jelas Emil.

     

    "Langkah pertama adalah keliling dunia, ke dubes-dubes memetakan  kebutuhan-kebutuhan apa. Dihubungkan nanti dengan produksi yang ada. Jadi nanti bisa saja ada pesantren yang merubah kebiasaan bisnisnya menjadi kebiasaan bisnis baru sesuai yang dibutuhkan," imbuhnya. (*)

    jn

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bank bjb Perkuat Sinergitas dengan TNI AL
    PLN Galang Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi
    Italia Tawarkan Mesin saat Tekstil sedang Lesu
    SBN Ritel  ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%
    bank bjb Dukung Ekonomi Desa

    Editorial



      sponsored links