Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot
- 23 November 2024 | 09:27:00 WIB
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau langsung lokasi terdampak banjir di kawasan Solokanjeruk dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau langsung lokasi terdampak banjir di kawasan Solokanjeruk dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Bandung – Feodalisme kampus kembali disorot. Kali ini pengamat politik Rocky Gerung melontarkan kritik pedasnya ke arena kampus yang dinilai feodalisme dan menyusu pada kapitalisme.
"Kampus jangan menyusu pada kapitalisme, apalagi menyusu pada kekuasaan. Akibatnya menghilangkan independensi kampus, hilang sikap kritis. Semua yang punya dalil mesti diberi ruang merdeka oleh kampus," ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Higher Order Thinking Skills dalam Pembelajaran Sosiologi Antropoligi yang diselenggarakan Asosiasi Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Indonesia (APPSANTI), Jumat (18/9/2020).
Jauh sebelum Rocky melontarkan kritiknya, masalah feodalisme Kampus dikritisi analis kebijakan publik Wawan Gunawan (1993) di majalah Swadesi edisi 1305 tahun XXVI dengan judul Feodalisme Kampus Ancaman Serius.
Wagoen sapaan akrabnya menyebut, feodalisme terjadi akibat kelalaian elite kampus mengkondisikan mahasiswa sebagai generasi muda yang berdaya saing tinggi dalam mendekatkan kutub "das sain" dan "das sollen".
"Idealisme mahasiswa yang relatif segar, dipandang sepele oleh elite kampus yang feodalistik," jelasnya.
Feodalisme Kampus menurut Wagoen telah mengakar dan menjadi budaya "tahu batas". Boleh berjalan asal tidak mendahului, boleh bicara asal tidak menggurui, dan diperkenankan protes asal tidak menghalang-halangi.
Akibat kondisi tersebut menurutnya, selain lunturnya idealisme dan daya kritisnya, intellectual intelegent mahasiswa akan tumpul. Sehingga harapan menghasilkan generasi muda berdaya saing tinggi hanya tinggal cerita.
Disisi lain sambung Wagoen, tidak sedikit dosen yang tampil layaknya "tape recorder". Dosen tipe ini hanya menyampaikan ilmu yang diperolehnya ketika menjadi mahasiswa. Akibatnya muncul kondisi inferiority complex yang dikemas dalam feodalistik. (*)
ude
0 KomentarDPD Demokrat Jabar menggelar sosialisasi pemenangan pasangan calon nomor urut 4 di pilkada serentak, Jumat Selengkapnya..
DUA tim Pusdalops PB dari BPBD Provinsi Jawa Barat langsung turun ke lokasi banjir di Kabupaten Selengkapnya..
DINAS Ketenagakerjaan Kota Bekasi melaksanaan kegiatan Job Fair II tahun 2024 di Mega Bekasi Hypermall Kamis Selengkapnya..
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi Selengkapnya..
FMIPA UPI menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat atau P2M yang diselenggarakan dengan pendanaan hibah FPMIPA Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
DPD Demokrat Jabar menggelar sosialisasi pemenangan pasangan calon nomor urut 4 di pilkada serentak, Jumat (22/11/2024).
ALIANSI Buruh Bekasi Melawan (BBM) Kota Bekasi menurut upah minimum Kota Bekasi dilaksanakan sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).