free hit counter code Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa Fasilitasi Penjualan Produk UMKM - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


    Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa Fasilitasi Penjualan Produk UMKM
    (humas pemprov jabar) WAPRES Ma'ruf Amin meluncurkan aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Senin (28/3/2022).

    Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa Fasilitasi Penjualan Produk UMKM

    JuaraNews, Purwakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin disaksikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil meluncurkan aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Senin (28/3/2022).



    Lapak Abah merupakan aplikasi marketplace yang khusus menjual produk UMKM. Sementara Ojek Desa juga merupakan aplikasi digital yang dibuat untuk mendistribusikan hasil tani menggunakan ojek ke pelosok yang menembus kendala geografis.


    Kedua aplikasi ini dikembangkan Yayasan Dewa Dewi berkolaborasi dengan Pemprov Jabar dan Pemkab Purwakarta.


    Wapres Ma'ruf Amin mengapresiasi kehadiran dua aplikasi pertanian ini. Menurutnya,  ekosistem pemberdayaan petani juga perlu memanfaatkan teknologi digital agar lebih berkembang lagi.


    "Digitalisasi diharapkan akan semakin menggugah inovasi dan melahirkan bisnis model yang beragam sehingga menumbuhkan berbagai aktivitas ekonomi di tengah kendala-kendala tradisional, seperti kendala geografis," ujar Ma'ruf Amin. 


    Gubernur Ridwan Kamil pun mengapresiasi inisiatif Yayasan Dewa Dewi untuk mengembangkan aplikasi ini. Menurutnya, ini sesuai dengan arah kebijakan pertanian Jabar mendatang yang akan didukung dengan teknologi digital seperti yang saat ini sudah berjalan di beberapa daerah.


    "Jawa Barat punya program Petani Milenial, yakni mengajak anak-anak muda jangan semua hijrah ke kota tetapi justru kembali ke desa namun rejeki kota," ungkap Ridwan Kamil.


    Pengembangan pertanian di Jabar, kata Gubernur, juga mengandalkan kolaborasi dengan para tenaga ahli teknologi pertanian dari berbagai perguruan tinggi untuk memperkuat kedaulatan pangan.


    "Covif-19 mengajarkan pada saat ekonomi lain turun, pangan dan digital naik. Ini berarti pangan dan digital menjadi kedaulatan masa depan. Yayasan Dewa Dewi bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi seperti ITB, ITS, dan universitas teknologi untuk melahirkan agritech lain," sebut Emil.


    Jabar memiliki potensi pertanian yang sangat besar apalagi setelah masuk daftar 10 besar daftar tanah tersubur di dunia. "Menurut survei dan penelitian di India,  Jawa Barat masuk 10 besar tanah tersubur di dunia. Tanahnya bisa menanam apa saja," tutur Emil.


    Salah satu ancaman pengembangan pertanian digital, kata Gubernur, adalah tata guna lahan yang belum baik di mana banyak tanah menganggur tapi dikuasai oleh pihak lain. Pemprov Jabar relatif kesulitan menjadikan tanah - tanah idle tersebut menjadi produktif kembali. Kondisi ini Gubernur laporkan langsung kepada Wapres. 


    "Hanya satu manajemen kepemilikan lahan selalu menjadi kendala. Banyak dimiliki BUMN, HGU, dan konglomerasi tanah. Kadang-kadang saya kalau di lapangan naik motor, banyak melihat tanah tidak ditanam atau tidak produktif," ujar Emil.


    Merujuk sila kelima Pancasila, Gubernur berpendapat bahwa pengelolaan tanah menganggur ini dapat dimaksimalkan berbagai institusi kerakyatan seperti pesantren dan kelompok tani. "Agar lebih adil, maka kesejahteraan rakyat bisa tercapai," pungkasnya.


    Selain aplikasi Lapak Abah dan Ojek Desa, Wapres bersama Gubernur juga meresmikan Santri Digitalpreneur yang mencoba memberdayakan para santri menjadi seorang wirausahawan berbasis teknologi digital. (*)

    jn

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Wasapada, Peredaran Uang Palsu Pasca Lebaran
    Pengguna KAI Comummter Naik 7% Selama Lebaran 2024
    Cerita Pegawai PLN Tak Mudik Demi Amankan Listrik
    Dirut PLN Lakukan Inspeksi SPKLU Jalur Mudik
    Layanan Operasional Terbatas & Weekend Banking

    Editorial



      sponsored links