Kepala Desa Cimekar Bakal Digugat
- 20 April 2024 | 21:29:00 WIB
KADES Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung Iwan Dharmawan bakal di gugat karena diduga manipulasi dokumen tanah.
KADES Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung Iwan Dharmawan bakal di gugat karena diduga manipulasi dokumen tanah.
PEMILIHAN Umum Legislatif (Pileg) 2024 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menghasilkan sejarah baru.
JuaraNews, Bandung – Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian (Balai Mektan) Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat membuat terobosan baru.
Menggandeng perbankan, Balai Mektan menjalin kerja sama dalam memenuhi kebutusan alat mesin pertanian (alsintan) yang dibutuhkan mitranya, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA).
Kepala Balai Mektan Teguh Khasbudi SH MH mengatakan, pihaknya mendorong keterlibatan perbankan dalam menyediakan alat mesin pertanian bagi UPJA. Perbankan memberikan skema kredit kepada UPJA dan pemerintah mensubsidi bunga.
“Biasanya pemerintah memberikan bantuan langsung berupa alat mesin pertanian, tetapi sekarang kita dorong UPJA memberi dengan fasilitas kredit dan subsidi bunga,” kata Teguh Khasbudi saat acara Percepatan Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster Usaha Pelayanan Jasa Salsintan di Kantor Balai Mektan Dinas TPH, Cianjur, Kamis (24/6/2021).
Ia mengatakan, untuk tahap awal UPJA di enam kabupaten kota telah mengajukan usulan untuk kredit ini, dengan total usulan sebesar Rp 12,5 miliar.
Upaya ini, katanya, merupakan bagian dari modernisasi pertanian. Biasanya UPJA hanya menerima bantuan dari pemerintah, namun ke depan diarahkan untuk bisa lebih mandiri. Selama ini, katanya, 80 persen UPJA diberi bantuan oleh pemerintah dan sisanya membeli secara mandiri.
Enam kabupaten yang menjadi peserta KUR kali ini adalah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Sukabumi.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar Ir Dadan Hidayat mengatakan, pengembangan UPJA dengan melalui bantuan kredit dan subsidi bunga merupakan yang pertama kali.
Ia menyambut baik terobosan Balai Mektan Dinas TPH, yang menggandeng dunia perbankan dalam pengadaan dan pengembangan alat mesin pertanian.
Dadan menambahkan, dalam upaya modernisasi pertanian ini UPJA harus memiliki orientasi yang kuat, terutama dalam mengembalikan dana pinjaman yang diberikan bank.
“Usahanya harus nguntungin. Harus dihitung benar. Para manajer UPJA harus benar-benar menghitung dengan cermat berapa besar potensinya dan keuntungan bagi petani atau UPJA nya jelas,” ungkap Dadan saat memberi sambutan.
Dunia pertanian modern, katanya, memerlukan peran dari alat mesin pertanian untuk meningkatkan produktifitasnya. Ia mencontohkan, petani tak hanya memerlukan alat mesin untuk keperluan panen dan pasca panen, namun juga sebelum panen.
“Banyak keterlibatan mesin pertanian ini. Misalnya saat perlu air di kemarau, perlu pompa air untuk mengangkut air. Atau saat kelebihan, air harus dibuang dan memerlukan adanya pompa air,” katanya.
Larena itu, kata Dadan, untuk mengelola UPJA ini tak hanya perlu seorang manajer yang mengatur keuangan dan administrasi, namun perlu keterlibatan operator atau teknisi.
“Bahkan mungkin ke depan ada yang namanya bengkel alsintan, keterlibatan teknisi sangat besar. Bisa juga nanti ada lisensi untuk orang yang mengoperasikan dan Balai Mektan ini mengeluarkan lisensinya. Semacam surat izin mengemudi dalam dunia kendaraan bermotor,” katanya. (*)
ude
0 KomentarHIRUK pikuk dan berbagai keriuhan melakukan perjalanan mudik tak bisa dirasakan oleh semua orang, salah satunya Agus Selengkapnya..
DIRUT PLN Darmawan Prasodjo memastikan kesiapan layanan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang sudah beroperasi penuh di seluruh Selengkapnya..
BANK bjb memastikan kelancaran layanan perbankan bagi masyarakat yang akan merayakan Selengkapnya..
PEMPROV Jabar menargetkan operasi pasar bersubsidi (Opadi) tuntas 100 persen pada Sabtu Selengkapnya..
KAI Commuter sebagai operator kereta komuter di wilayah 2 Bandung dan sekitarnya siap untuk melayani penumpang selama musim libur Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
HIRUK pikuk dan berbagai keriuhan melakukan perjalanan mudik tak bisa dirasakan oleh semua orang, salah satunya Agus Bakti.