JuaraNews, Bandung – Kujang merupakan pusaka legendaris masyarakat Sunda yang identik dengan kewibawaan, kesaktian, serta simbol budaya Pasundan.
Salah satu kujang paling termasyhur adalah Kujang Prabu Siliwangi, pusaka Kerajaan Pajajaran yang diyakini memiliki kekuatan luar biasa. Konon, senjata ini mampu menghancurkan ribuan pasukan sekaligus menembus alam gaib.
Secara artistik, kujang memiliki bentuk khas dengan gagang berukir kepala macan, lambang penghormatan Prabu Siliwangi kepada Panglima Macan Putih yang setia mendampinginya. Namun, sebelum menjadi pusaka kerajaan, kujang awalnya hanyalah alat pertanian masyarakat Sunda.
Baca Juga: Chairil Anwar, Penyair Perlawanan yang Tak Pernah Mati
Perubahan status kujang menjadi pusaka bermula pada masa Prabu Kuda Lalean, leluhur Prabu Siliwangi. Saat bertapa di kaki Gunung Ciremai, ia mendapat ilham untuk menciptakan pusaka yang mencerminkan cita-cita persatuan tanah Jawa.
Seorang empu kemudian menempa kujang dengan sentuhan magis dan nilai spiritual, menjadikannya senjata sakral kerajaan.Prabu Siliwangi kemudian menyempurnakan pusaka tersebut, baik dari sisi daya magis maupun bentuknya.
Baca Juga: Chrisye: Ikon Budaya dan Legenda Musik Indonesia
Pengaruh Islam dalam Perkembangan Kujang
Pada era selanjutnya, pengaruh Islam juga memperkaya makna kujang, terutama ketika Prabu Kiansantang menghadirkan bentuk yang menyerupai huruf syin dalam kalimat syahadat, sebagai simbol keislaman masyarakat Sunda.
Hingga kini, kujang bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga ikon budaya Jawa Barat dan Banten.
Mereka meyakini dan menghormati pusaka ini mengandung kekuatan gaib, menjadi simbol kewibawaan, dan warisan luhur masyarakat Sunda. (dsp)


