JuaraNews, Bandung – Angka pengangguran di Kota Bandung dari tahun ke tahun semakin bertambah, tentu ini menjadi tantangan besar bagi Pemkot Bandung dalam menghadapinya.
Menyikapi hal itu, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengungkapkan bahwa ini terjadi katena ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan pencari kerja dengan kebutuhan industri ini menjadi faktor utama pemicu tingginya pengangguran.
“Tantangan besar dalam pengangguran itu karena ketidaksesuaian latar belakang pendidikan pencari kerja dengan kebutuhan industri dan ketidakseimbangan antara lapangan kerja dan jumlah pencari kerja,” ungkap Erwin dalam keterangannya, di kutip Minggu (8/6/2025).
Baca Juga: Disdik Jabar Siap Laksanakan Tes Terstandar pada SPMB 2025
Program Strategis untuk Menekan Angka Pengangguran
Pemkot Bandung pun terus berupaya menekan angka pengangguran melalui berbagai program strategis dan langkah konkret untuk mengatasi tantangan besar ini.
Di tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi isu strategis yang perlu penanganan secara menyeluruh, termasuk ketimpangan akses kerja bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
Oleh sebab itu, Pemkot Bandung menyiapkan tiga program prioritas untuk menekan angka pengangguran, yakni pelatihan kewirausahaan, pelatihan berbasis kompetensi dan program padat karya.
Program-program tersebut menyasar kelompok rentan dan masyarakat umum untuk meningkatkan keterampilan kerja.
Baca Juga: Pemkot Bandung Ubah TPS Cicendo Jadi Kandang Maggot
Berbagai Pelatihan untuk Modal Usaha dan Kerja
Pada tahun 2024, lebih dari 8.000 warga telah mengikuti pelatihan kewirausahaan dari Dinas Ketenagakerjaan. Untuk tahun 2025 ini, Pemkot targetkan 15.800 peserta bisa mengikuti pelatihan serupa.
“Kami ingin menciptakan sumber daya manusia yang siap kerja dan siap usaha. Pelatihan ini mencakup keahlian seperti menjahit, barista, tata rias, hingga membatik, dan juga keterampilan pengetahuan bisnis dasar,” tandasnya.
Bukan itu saja, Pemkot Bandung targetkan pelatihan khusus untuk 60 penyandang disabilitas di tahun 2025, menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unik mereka.
“Penyandang disabilitas adalah bagian dari kekuatan produktif masyarakat. Kami ingin mereka mandiri secara ekonomi dan memiliki kesempatan yang adil dalam dunia kerja,” ungkap Erwin.
Baca Juga: Transformasi Pendidikan di Era Digital, Siswa Didorong Berpikir Kritis
Bangun Infrastruktur Serta Layanan Publik
Dengan adanya program ini tentunya menjadi solusi cepat dalam menyediakan lapangan kerja sementara, sekaligus membantu pembangunan infrastruktur dan layanan publik.
Di samping itu, Pemkot Bandung memperkuat program magang dengan perusahaan lokal guna meningkatkan pengalaman dan daya saing tenaga kerja Bandung di tingkat nasional dan regional.
“Pengurangan pengangguran bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Kami bangun kolaborasi dengan industri melalui forum komunikasi ketenagakerjaan agar pelatihan sesuai kebutuhan pasar,” pungkas Wakil Wali Kota Bandung. (dsp)