Cabai dan Bawang Tahan Laju Inflasi, Jabar Deflasi 0,32

Jawa Barat kembali alami deflasi pada Mei 2025. Inflasi bulanan (month to month) Mei 2025 sebesar -0,32 persen yang berarti mengalami deflasi. 
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus. (Foto:Istimewa)

JuaraNews, Bandung– Jawa Barat kembali alami deflasi pada Mei 2025. Inflasi bulanan (month to month) Mei 2025 sebesar -0,32 persen yang berarti mengalami deflasi.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus mengatakan deflasi pada Mei 2025 menahan laju inflasi Jawa Barat secara tahunan. Inflasi tahun kalender (year to date) sebesar 0,98 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 1,47 persen.

Komoditas yang mendorong deflasi di antaranya cabai rawit 0,12 persen, bawang merah 0,10 persen, cabai merah 0,07 persen, daging ayam ras 0,04 persen dan bawang putih 0,03 persen.

Baca Juga:Puluhan Siswa MAN 1 Cianjur Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis !

“Walau terjadi deflasi, ada juga komoditas yang mengalami inflasi di antaranya tomat 0,04 persen, emas perhiasan 0,02 persen, dan tarif pulsa ponsel 0,02 persen.”, jelas Darwis dalam rilis Berita Resmi Statistik di Aula Kantor BPS Provinsi Jawa Barat Senin, (02/06/2025).

Secara kelompok pengeluaran ada tiga kelompok yang mengalami deflasi month to month yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau deflasi 1,14 persen, kelompok transportasi deflasi 0,25 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga deflasi 0,01 persen.

“Kenaikan tarif pulsa ponsel mendorong kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,29 persen. Selain itu kelompok kesehatan juga inflasi sebesar 0,07 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen,” rinci Darwis.

Baca Juga:Sudah Disuntik Modal, BPR Indramayu Jabar Masih Rugi, Proses Hukum Tidak Jelas!

Menurut kabupaten/kota yang secara bulanan (month to month) seluruhnya mengalami deflasi. Yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Kota Bekasi 0,46 persen di ikuti Kabupaten Bandung 0,37 persen. Sementara Kota Tasikmalaya mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen.

“Secara year on year yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Sukabumi sebesar 2,73 persen dan yang terendah adalah Kota Cirebon sebesar 0,98 persen”, kata Darwis. (Bas)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *