free hit counter code Ekspor Masih Tinggi Dibanding Impor. BPS: 29 Bulan Neraca Dagang Indonesia Tetap Surplus - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • HAM: MASA DEPAN KITA SEKARANG
    HAM: MASA DEPAN KITA SEKARANG

    SETIAP tanggal 10 Desember. termasuk Indonesia, merayakan Hari Hak Asasi Manusia. Penetapan ini dinyatakan oleh IHEU sebagai hari resmi perayaan kaum humanisme.

    Ekspor Masih Tinggi Dibanding Impor. BPS: 29 Bulan Neraca Dagang Indonesia Tetap Surplus
    (Foto: ist) Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto

    Ekspor Masih Tinggi Dibanding Impor. BPS: 29 Bulan Neraca Dagang Indonesia Tetap Surplus

    • Senin, 17 Oktober 2022 | 14:17:00 WIB
    • 0 Komentar

    Jakarta, Juaranews – Meskipun nilainya rendah dibanding Agustus 2022, neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 tetap mengalami surplus. Badan Pusat Statistik mencatat, pada bulan September 2022, keuntungan neraca perdagangan pada bulan tersebut sebesar US$ 4,99 miliar, sedangkan pada bulan sebelumnya, sebesar US$ 5,71 miliar.

    Capaian seperti itu menunjukan sejak Mei 2020 hingga September 2022, secara berturut-turut neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus.

    “Neraca perdagangan barang Indonesia sudah surplus sejak Mei 2020. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan ini terjadi selama 29 berturut-turut,” tutur Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam pembacaan hasil neraca perdagangan barang September 2022, Senin (17/10/2022) di kantor BPS Pusat, Jakarta.

    Terjadinya surplus neraca perdagangan barang ini dikarenakan pada bulan tersebut nilai impor masih lebih rendah disbanding nilai ekspor. Tercatat, nilai ekspor sebesar US$ 20,84 miliar dan nilai impor tercatat sebesar US$ 19,81 miliar.

    Untuk saat ini, setianto menjelaskan, surplus neraca perdagangan Indonesia didorong oleh komoditas non migas. Perdagangan komoditas ini mencatat nilai sebesar US$ 7,09 miliar, dengan penyumbang surplus terbesar bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Sementara itu, untuk sektor migas masih menunjukkan defisit US$ 2,10 miliar. Komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.

    Dihitung secara kumulatif dari Januari hingga September 2022, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 39.87 Miliar. Dibanding periode sebelumnya, 2021 yang hanya sebesar US$ 35.34 Miliar, periode ini menunjukan kenaikan.

    “Naik 58,83% bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya,” ujarnya.

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Dirut PLN Dinobatkan Jadi CEO Of The Year 2024
    XL Axiata dan Smartfren Merger Membentuk XLSmart
    Sustainability Bond bank bjb Banjir Peminat
    Bank bjb Perkuat Sinergitas dengan TNI AL
    PLN Galang Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi

    Editorial



      sponsored links