free hit counter code Wagub Jabar Minta Sosialisasi Peningkatan Manfaat Jamsostek Digencarkan - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Wagub Jabar Minta Sosialisasi Peningkatan Manfaat Jamsostek Digencarkan
    istimewa/humas pemprov jabar Wagub Uu saat acara Sosialisasi PP No 82 2019

    Wagub Jabar Minta Sosialisasi Peningkatan Manfaat Jamsostek Digencarkan

    • Selasa, 25 Februari 2020 | 15:40:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuarNews, Bandung - Plh Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Pemprov Jabar mendukung aturan peningkatan manfaat dua program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) di Badan Penyelenggara Jamsostek (BPJamsostek).

     

    Adapun kenaikan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 82 Tahun 2019 tentang perubahan atas PP No 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

     

    "Peraturan ini (PP No 82 Tahun 2019) memberikan kemudahan dan perlindungan menyeluruh kepada para pekerja, sehingga diharapkan mereka merasa nyaman dan tenang saat bekerja," ucap Uu saat menghadiri acara Sosialisasi PP No 82 Tahun 2019 BPJamsostek di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa (25/2/20).

     

    Uu menilai, pekerja yang memiliki rasa aman, nyaman, dan tenang serta ada rasa bahagia saat bekerja akan memberikan dampak positif yakni peningkatan produktivitas pekerjaan. 

     

    "Kalau produktivitas pekerjaan meningkat, kami yakin efek dominonya kepada hasil pekerjaan di mana perusahaan juga akan meningkat hasil produksinya," tambah Uu.

     

    Selain itu, Uu pun berharap agar peserta atau penerima manfaat BPJamsostek di Jabar semakin bertambah. Hal itu, lanjut Kang Uu, sekaligus menciptakan kemudahan jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

     

    "Semakin tenang karyawan dan karyawati bekerja karena ada jaminan jika terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

     

    Untuk itu, Uu pun mendorong BPJamsostek untuk terus menyosialisasikan manfaat PP Nomor 82 Tahun 2019 maupun pelayanan BPJamsostek (sebelumnya bernama BPJS Ketenagakerjaan) itu sendiri.

     

    "Karena tidak semua masyarakat yang bekerja, terutama di informal, KUKM, paham tentang hal ini (jamsostek). Termasuk juga kami (Pemprov Jabar) ada program OPOP (One Pesantren One Product) di pesantren, harus paham soal itu," ucap Wagub Jabar ini.

     

    "Harapan kami, programnya hebat, bisa diterima, tapi agar lebih bermanfaat, harus mengadakan sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat," ujarnya.

     

    Dalam laporannya, Direktur Pelayanan BPJamsostek Krishna Syarif mengatakan, kenaikan manfaat program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) merupakan bukti kehadiran negara dalam melindungi, melayani, dan memberikan jaminan sosial kepada para pekerja dan warga negara.

     

    Menurut Krishna, jaminan sosial sangat penting untuk dimiliki rakyat, apalagi oleh para pekerja yang memiliki begitu banyak risiko saat bekerja. Namun, masih banyak pemberi kerja maupun pekerja yang belum menyadari pentingnya perlindungan bagi mereka.

     

    "Sehingga ketika terjadi musibah tidak dapat segera ditangani dan membutuhkan biaya yang begitu besar. Akibatnya para pekerja dan keluarganya yang paling merasakan dampaknya," tutur Khrisna. 

     

    Di wilayah Jabar sendiri, lanjutnya, kelompok pekerja yang belum mendapatkan perlindungan, terutama para pekerja di sektor informal yang rentan ketika terjadi risiko kecelakaan kerja dan kematian, antara lain nelayan, petani, supir, asisten rumah tangga, hingga guru honorer.

     

    "Dari data terakhir, kasus pembayaran kecelakaan kerja dan kematian antara 2016 sampai dengan 2019, terjadi peningkatan kasus dan jumlah pembayaran di wilayah Jabar," katanya.

     

    BPJamsostek merilis, pada 2016 terjadi 21.332 kasus kematian kerja dengan pembayaran sebesar Rp136 miliar. Terus meningkat setiap tahunnya, lalu di 2019 terjadi 31.275 kasus dengan pembayaran Rp245 miliar.

     

    Sementara kasus kematian yang terjadi di 2016 berjumlah 3.408 kasus dengan nilai pembayaran Rp94 miliar dan terus bertambah menjadi 5.023 kasus di 2019 dengan pembayaran sebesar Rp139 miliar.

     

    "Ini menandakan bahwa setiap harinya semakin banyak yang membutuhkan perlindungan jaminan sosial. Jika tidak memiliki jaminan sosial, maka beban pekerja semakin besar, dan tentunya akan membebani negara dan negara kesejahteraan tidak akan terwujud," ucap Krishna.

     

    "Harapan kami semua stakeholders, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pimpinan perusahaan, Serikat Pekerja, pekerja, serta masyarakat Indonesia mulai sadar mengenai pentingnya jaminan sosial. Terlebih lagi pemerintah saat ini telah meningkatkan manfaat program JKK dan JKm tanpa kenaikan persentase iuran," tutupnya.

     

    Adapun dilansir Kementerian Ketenagakerjaan, uraian peningkatan manfaat JKK adalah: Apabila pekerja mengalami kecelakaan kerja, ahli waris akan mendapatkan beasiswa yang semula 1 anak sebesar Rp12 juta menjadi 2 anak hingga Perguruan Tinggi sebesar Rp174 juta atau naik 1.350 persen; manfaat baru berupa homecare; dan penambahan besaran biaya transportasi, pemakaman, santunan berkala, dan masa kadaluarsa klaim.

     

    Sedangkan untuk kenaikan manfaat JKm meliputi: Penambahan besaran biaya transportasi, biaya pemakaman dan santunan berkala yang total semula adalah Rp24 juta menjadi Rp42 juta atau naik 75 persen; serta bantuan beasiswa dengan perubahan poin-poin yang sama dengan manfaat program JKK, yaitu Rp174 juta untuk 2 orang anak. (*)

    Oleh: JuaraNews / fan

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bank bjb Perkuat Sinergitas dengan TNI AL
    PLN Galang Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi
    Italia Tawarkan Mesin saat Tekstil sedang Lesu
    SBN Ritel  ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%
    bank bjb Dukung Ekonomi Desa

    Editorial



      sponsored links