JuaraNews, Bandung – Kusni Kasdut, atau Ignatius Waluyo, di kenal sebagai mantan pejuang kemerdekaan serta sosok kontroversial dalam sejarah Indonesia.
Lahir Desember 1929 dan di eksekusi mati pada 16 Februari 1980. Kusni Kasdut di kenal sebagai mantan pejuang kemerdekaan yang kemudian beralih menjadi penjahat kelas kakap.
Perjalanan hidup Kusni Kasdut yang penuh dinamika menggambarkan betapa tipisnya batas antara pahlawan dan penjahat.
Baca Juga: Gombloh, Seniman Jalanan yang Menjadi Legenda Musik Indonesia
Cita-Cita Menjadi Tentara
Awalnya, Ia aktif dalam perjuangan melawan penjajah, bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Barisan Bambu Runcing. Namun, karena alasan administratif dan kondisi fisik, ia tak di terima masuk TNI.
Ada klaim bahwa ia ikut mengamankan senjata musuh dan emas untuk perjuangan. Namun setelah kemerdekaan, jalan hidupnya berubah.
Terdesak oleh kesulitan ekonomi dan merasa di kecewakan oleh sistem, Kusni masuk ke dunia kriminal. Ia terlibat dalam perampokan, penculikan, hingga pembunuhan.
Baca Juga: Andy Liany, Legenda Rock Gondrong dari Tanjungpinang yang Bersinar di Era 90-an
Aksinya yang paling fenomenal adalah pencurian emas dan permata dari Museum Nasional pada 1961. Meski di kenal kejam, ia juga di juluki “Robin Hood Indonesia” karena membagi hasil rampokan kepada kaum miskin.
Kusni beberapa kali kabur dari penjara, membuatnya makin legendaris. Tapi akhirnya ia tertangkap, diadili, dan di vonis hukuman mati.
Sempat mengajukan Grasi kepada Presiden Soeharto tetapi di tolak dan eksekusinya di lakukan di dekat Gresik, Jawa Timur.
Baca Juga: Gua Hatusaka, Pusaka Alam Terdalam di Indonesia dari Jantung Maluku
Misteri asal-usul, sisi heroik, dan aksi kriminalnya menjadikan Kusni Kasdut tokoh yang tetap memicu perdebatan hingga kini.
Ia adalah cermin kompleksitas manusia, di anggap pahlawan oleh bagi sebagian, namun dinilai penjahat oleh yang lain. (dsp)