JuaraNews, Bandung – Pada era 80-an hingga pertengahan 90-an, dunia musik rock mendominasi blantika musik Indonesia dengan tampilan para musisinya berambut gondrong.
Ciri khas musisi rock saat itu adalah rambut gondrong dan penampilan yang garang. Tak heran jika muncul ungkapan: “Kalau nggak gondrong, nggak keren.”
Salah satu nama yang bersinar di tengah euforia musik cadas tersebut adalah Andy Liany, pria kelahiran Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada 19 Juli 1964.
Nama aslinya adalah Juli Henry, namun dunia mengenalnya sebagai Andy Liany. Meski berpenampilan sangar dan berambut panjang, Andy dikenal sebagai sosok yang ramah dan rendah hati.
Ia tak pernah menolak permintaan wartawan, penggemar, atau siapa pun yang ingin mengobrol, berfoto, atau mewawancarainya.
Baca Juga: Mayor CPL Anda Rohana Punya Dedikasi Tinggi Dalam Bertugas Sebagai Prajuri TNI AD
Awal Perjalanan: Darah Musik dari Keluarga
Bakat menyanyi Andy sudah terlihat sejak ia duduk di bangku taman kanak-kanak. Ia selalu tampil di acara sekolah. Darah seni mengalir deras dari kakek dan ayahnya, yang merupakan musisi lokal.
Sang ayah, Ben, kerap tampil di acara-acara yang diadakan oleh orang Belanda di Tanjungpinang hingga Tanjungpandan.
Andy bersekolah di SD Katolik Tanjungpinang dan SMP Negeri 3 Tanjungpinang. Namun saat kelas 2 SMP, ia memutuskan untuk hijrah ke Bandung, melanjutkan pendidikan di SMP Pasundan dan kemudian SMA 3 Pasundan.
Keputusan ini didorong oleh keinginannya untuk menyaksikan langsung penampilan band-band rock legendaris, karena sejak kecil ia telah mengidolakan band seperti AC/DC dan penyanyi seperti Janis Joplin.
Baca Juga: Asal Usul Suku Sunda di Tatar Pasundan
Dari Kedokteran ke Dunia Musik
Usai SMA, Andy sempat masuk Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan. Namun, hasrat bermusiknya lebih besar ketimbang menjadi sarjana.
Ia pun berhenti kuliah dan memutuskan untuk serius mengejar karier sebagai musisi. Ia mengirim surat kepada ibunya untuk meminta izin menempuh jalan hidup sebagai penyanyi.
Kisah sepucuk surat tersebut bahkan diabadikan dalam lagu berjudul “Boleh Ma” yang masuk dalam album “Misteri”. Petikan liriknya seperti ini:
Walau tak jadi sarjana
bukan orang gila, berpangkat dan ditakuti
Tapi kutetap bahagia
karna semua itu berada dalam pelukanku