Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah

Di tengah meningkatnya urgensi pengelolaan sampah di Kota Bandung, satu kawasan justru tampil sebagai percontohan pengolahan sampah terpadu.
Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah. (Foto:Istimewa)

JuaraNews, Bandung – Di tengah meningkatnya urgensi pengelolaan sampah di Kota Bandung, satu kawasan justru tampil sebagai percontohan pengolahan sampah terpadu.

Kali ini hadir di Komplek Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) Jalan Gatot Subroto.

Diprakarsai oleh Brigjen TNI Masduki sebagai Direktur Lembaga Seskoad, kawasan ini menjelma menjadi zona zero waste yang mengintegrasikan teknologi pengolahan sampah dengan pendekatan ketahanan pangan.

Menurut Masduki, pembenahan lingkungan menjadi salah satu tugas utama Lembaga Seskoad. Salah satu bentuk nyata dari komitmen itu adalah pendirian sistem pengolahan sampah mandiri di dalam kompleks.

“Kami ingin lingkungan di Seskoad ini bersih, tertib, aman, dan sehat. Salah satu langkahnya adalah mengelola sampah secara terpadu. Mulai dari pemilahan, pemrosesan organik dan anorganik, hingga daur ulang menjadi kompos, pupuk cair, pakan ternak, dan paving block,” ungkap Masduki, Selasa.

Baca Juga:Bandara Husein Sastranegara Layani Penerbangan Bandung-Yogyakarta

Sistem ini tidak hanya di tujukan untuk internal kompleks, tetapi juga melibatkan kontribusi dari hotel-hotel sekitar yang turut mengirimkan sampah terpilah.

Pengelolaan Sampah

Penanggung jawab teknis di lapangan, Sersan Mayor (Serma), Ifnu Dwi Cahyono, menjelaskan bahwa pengolahan sampah di kompleks ini di lakukan oleh tim khusus beranggotakan enam orang.

Setiap hari, mereka memulai kegiatan sejak pukul 05.00 WIB dengan pengumpulan dan pemilahan sampah dari rumah-rumah dinas dan hotel sekitar.

Rata-rata, mereka memproses 3–3,5 ton sampah per hari. Sampah-sampah ini kemudian di pilah:

– Sampah organik dapur dan daun di olah menjadi kompos dan pupuk cair.

– Sisa makanan di manfaatkan sebagai pakan ternak bebek.

– Sampah residu seperti plastik atau non-organik non-recycle diolah melalui pembakaran terkontrol dan abunya di olah menjadi paving block.

Baca Juga:Layanan SIM Keliling Kota Bandung & Cimahi Kamis 3 Juli 2025

“Kami punya pabrik kecil untuk produksi paving block. Kualitasnya sudah kami uji di laboratorium, dan memiliki daya tahan hingga 12 N atau mampu menahan beban setara 30 ton, melebihi rata-rata paving di pasaran,” tutur Ifnu.

Paving block tersebut dijual seharga Rp1.500 per buah, lebih murah dari harga pasaran karena di produksi mandiri dengan bahan baku sendiri.

Sementara itu, Lurah Lingkar Selatan Kecamatan Lengkong, Asep Achmad Arifin, yang menaungi wilayah RW 7 (lokasi Seskoad) menyatakan, kolaborasi antara institusinya dengan Seskoad berlangsung sangat intens.

“Saya mendampingi sejak awal. Kami bantu mesin pencacah, kontainer, bahkan bibit ternak. Komplek ini sudah menjadi kawasan terintegrasi. Ada pengelolaan rumah kompos, bahkan ketahanan pangan seperti ternak bebek dan buruan saian di sepanjang jalan,” jelas Asep.

Baca Juga:Layanan SIM Keliling Kota Bandung & Cimahi Rabu 2 Juli 2025

Ia juga menyebutkan, Seskoad menjadi contoh keberhasilan penerapan program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) yang terus di dorong oleh Pemerintah Kota Bandung.

Asep menambahkan, keberhasilan pengelolaan tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat secara konsisten.

“Kalau kita komit dan konsisten, insyaallah Bandung bisa menuju kota zero waste,” pungkasnya. (Bas)