free hit counter code Generasi Sandwich - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


    Generasi Sandwich
    Dewi Rahmah

    Generasi Sandwich

     

    SAYA sangat senang memiliki kesempatan untuk menulis tentang isu yang sangat menarik ini, yaitu generasi sandwich. Sebagai seorang yang berkeyakinan bahwa menjadi bagian dari generasi sandwich adalah kewajiban berharga, saya ingin menjelaskan pendapat saya berdasarkan beberapa kutipan dari para ahli dan referensi dari beberapa sumber terkemuka. 


    Generasi Sandwich adalah istilah yang merujuk kepada mereka yang merasa terjepit di antara tanggung jawab merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia dan anak-anak mereka yang masih membutuhkan perhatian dan dukungan.


    Meskipun ada pro dan kontra terkait masalah ini, tetapi saya percaya bahwa menjadi generasi sandwich bukanlah beban, melainkan kebanggaan serta kesempatan yang berharga untuk bisa lebih tertantang untuk melatih mental dan kemampuan diri.


    Dr. Jane Adams, seorang ahli psikologi dan penulis buku "When Our Parents Need Us," menyatakan, "Menjadi generasi sandwich adalah panggilan untuk memberikan cinta dan perhatian kepada dua generasi yang berbeda. Ini adalah kesempatan untuk memperdalam hubungan keluarga dan menciptakan kenangan tak terlupakan bersama orang-orang yang kita cintai." (Adams, 2019, hal. 25). 


    Sumber buku lainnya yang relevan dengan topik ini adalah "The Sandwich Generation: Adult Children Caring for Aging Parents" karya Dorothy Miller dan Judith Stone. Dalam bukunya, mereka menyoroti pentingnya memandang peran generasi sandwich sebagai peluang untuk meningkatkan kepekaan emosional dan keterampilan manajemen waktu. 


    Mereka menyatakan, "Merawat orang tua dan anak-anak secara bersamaan memerlukan ketelitian dan rasa empati yang lebih dalam. Ini juga akan membantu kita menjadi lebih efisien dan terampil dalam mengatur prioritas dalam hidup." (Miller & Stone, 2020, hal. 67).


    Sebagai generasi sandwich, kita mungkin merasa kewalahan dengan tugas dan tanggung jawab yang ada di pundak kita. Merawat orang tua yang sudah tua memerlukan waktu, energi, dan kadang-kadang biaya yang cukup besar. 


    Di sisi lain, kita juga ingin memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada anak-anak kita untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang dengan baik. Tetapi, mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Merawat orang tua kita yang sudah lanjut usia adalah suatu kehormatan. 


    Mereka telah berjuang keras untuk mendidik dan merawat kita ketika kita masih kecil. Sekarang, giliran kita untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang sama kepada mereka. Menjadi tempat berlindung dan bahu yang bisa diandalkan bagi orang tua kita adalah tugas mulia yang tidak semua orang bisa lakukan. Bayangkan, ada milyaran manusia di muka bumi ini, tetapi Tuhan memberi kita kesempatan dan anugerah yang luar biasa untuk merawat mereka. 


    Disebutkan dalam QS. Al Isra : 23-24 yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”


    Di sisi lain, menjadi orang tua bagi anak-anak kita adalah suatu kebanggaan. Melihat mereka tumbuh dan berkembang, dan mencapai impian mereka adalah hadiah yang tak ternilai harganya. Meskipun kadang-kadang bisa melelahkan dan menyulitkan, tetapi cinta dan kebahagiaan yang mereka berikan kepada kita tidak tergantikan. Menghadapi tantangan bersama-sama sebagai keluarga akan memperkuat ikatan kita dan membentuk kenangan indah yang akan selalu kita ingat. 


    Tentu saja menjadi generasi sandwich bukan tanpa tantangan. Mungkin kita harus berjongkok di antara pekerjaan, berperang melawan pikiran yang berkecamuk merawat orang tua, dan mengurus anak-anak. Ini bisa membuat stres dan capek, tetapi mari kita mencoba melihatnya dari perspektif positif. Kita bisa belajar menjadi lebih fleksibel dan mandiri. 


    Sebagai kesimpulan, saya percaya bahwa menjadi generasi sandwich adalah suatu kebanggan yang tak ternilai harganya. Bahagia di dunia dan selamat di akhirat. Walaupun di tengah-tengah jalan sering menghembuskan nafas sebagai tanda ingin menyerah, akan tetapi semua pekerjaan yang dilandasi untuk orang tua dan keluarga akan berdampak positif bagi diri kita. Dalam perspektif islam, harta yang dikeluarkan untuk keluarga terutama untuk orang tua dianggap sebagai sedekah yang sangat mulia. (*)

    Penulis: Dewi Rahmah

    Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah Institut Ummul Quro al-Islami Bogor
    <!--Clip_XXXX_230728_230900_127-->

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Terkait


    Berita Lainnya


    Daddy: Patahkan Mitos Gerindra Jabar Jadi Pemenang
    LKPJ Jabar 2023: Prestasi dan Masa Transisi
    Membangun Literasi bagi Gen Z
    Hejo Tapi Teu Ngejo
    • Hejo Tapi Teu Ngejo

      PROVINSI Jawa Barat memilik Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup. Perda tersebut didasari Undang-Undang Selengkapnya..

      • 19 Maret 2024
    Pemilu dan Pewarisan Budaya

    Editorial



      Klasemen Liga Dunia

      Tim M Point
      1. Liverpool 28 64
      2. Arsenal 28 64
      3. Manchester City 28 63
      4. Aston Villa 29 56
      Tampilkan Detail

      Klasemen Liga Indonesia

      Tim M Point
      1 Borneo FC 33 70
      2 Persib Bandung 33 62
      3 Bali United 33 58