Gubernur KDM Tetap Larang Studi Tour Meski Diprotes Pelaku Pariwisata

Ratusan pekerja pariwisata dari berbagai daerah di Jawa Barat yang tergabung dalam Solidaritas (P3JB) menggelar aksi damai di Gedung Sate.
Spanduk desakan Gubernur Cabut SE Larangan Study Tour di depan Gedung Sate. (Foto:Bas)

JuaraNews, Bandung  – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tetap melarang adanya studi tour atau kegiatan perjalanan untuk tujuan pendidikan di lingkungan sekolah. Meski kebijakan tersebut mendapat penolakan terutama para pelaku industri pariwisata.

Dalam keterangannya melalui akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, Selasa (22/7/2025). Dedi Mulyadi bahwa kegiatan studi tour lebih menyerupai agenda hiburan ketimbang pendidikan.

Hal ini KDM sampaikan merespon tuntutan pelaku industri pariwisata yang mendesak SE Gubernur tentang larangan studi tour di di cabut. Mereka menyampaikan aspirasinya di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Senin (21/7/2025).

“Demonstrasi kemarin menunjukkan semakin jelas bahwa kegiatan study tour itu sebenarnya kegiatan piknik, kegiatan rekreasi. Bisa di buktikan, yang berdemonstrasi adalah para pelaku jasa kepariwisataan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa gelombang demonstrasi tersebut tidak hanya datang dari pelaku pariwisata lokal. Namun turut mendapat dukungan dari pelaku industri wisata di Yogyakarta, termasuk operator jeep wisata di kawasan Gunung Merapi.

Baca Juga:Yayasan Badega Garuda Sakti Bantu Kesehatan & Sembako di Purwakarta

Alasan Larang Studi Tour

Menurut Dedi, larangan kegiatan study tour bukan tanpa alasan. Ia menyebut kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi beban finansial para orang tua dan menjaga agar fokus pendidikan tetap berada pada pengembangan karakter serta peningkatan kualitas belajar siswa.

“Insya Allah Gubernur Jawa Barat akan tetap berkomitmen menjaga ketenangan orangtua siswa. Agar tidak terlalu banyak pengeluaran biaya di luar kebutuhan pendidikan,” ucapnya.

Ia juga menegaskan bahwa keputusannya berpihak pada kepentingan masyarakat secara luas. Dengan menitikberatkan efisiensi biaya pendidikan yang benar-benar menunjang proses belajar.

Baca Juga:SBY Jalani Perawatan di RSPAD, Tetap Produktif Melukis Meski Tangan Diinfus

“Sikap saya akan tetap berpihak pada kepentingan rakyat banyak, menjaga kelangsungan pendidikan dan mengefisienkan pendidikan dari beban biaya yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan karakter dan pertumbuhan pendidikan,” tegasnya

Meski begitu, Dedi menyampaikan harapan agar sektor pariwisata di Jawa Barat tetap tumbuh. Namun ia menggarisbawahi, industri ini sebaiknya menyasar wisatawan dengan kemampuan ekonomi yang mencukupi, bukan membebani keluarga berpenghasilan rendah melalui kegiatan yang di bungkus sebagai study tour.

“Semoga industri pariwisata tumbuh sehingga nanti yang datang berwisata itu adalah orang luar negeri, orang-orang yang punya uang dan memang murni bertujuan melakukan kepariwisataan, bukan orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan dengan alasan study tour akhirnya di paksa harus pergi piknik,” tambahnya.

Baca Juga:Soroti Kasus Pasien BPJS Meninggal, Gubernur KDM Bakal Lakukan Investigasi

Pelaku Pariwisata Protes

Sebelumnya, ribuan pekerja sektor pariwisata—dari sopir bus, kernet, hingga pelaku UMKM—menggelar aksi protes di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (21/7/2025).

Mereka meminta Gubernur Dedi Mulyadi mencabut poin ketiga dari Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 45/PK.03.03/KESRA yang berisi larangan kegiatan study tour.

Aksi tersebut di gerakkan oleh Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB), yang mengaku sejak kebijakan diberlakukan, jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi di Jabar mengalami penurunan drastis. (Bas)