JUARANEWS – Perdebatan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan seorang anak perempuan bernama Aura Cinta telah menuai kontroversi dan kritik tajam dari Anggota DPRD Jawa Barat Bambang Mujiarto.
Dalam postingan pribadinya di akun Facebook, Bambang mengungkapkan, seorang pemimpin mestinya bisa memberikan rasa aman, nyaman, kebahagiaan bagi masyarakat dengan kebijakannya.
Menurutnya, video viral seorang anak perempuan yang melakukan kritik atas kebijakan Gubernur Jawa Barat menandakan ada keresahan batin dalam pola pikir generasinya.
BACA JUGA: Sekda Jabar Bantah Ada Alokasi Anggaran untuk Lembur Pakuan
Anak perempuan tersebut mungkin merasakan ada ruang kehidupan dalam dunianya yang dihilangkan oleh seorang pemimpin. Sehingga melakukan protes.
Akan tetapi yang sangat disayangkan adalah reaksi gubernur yang dengan gagahnya seolah-olah meninggikan derajatnya.
Anak dan orangtuanya kemungkinan sengaja diundang dan dibuat konten untuk chanel Youtube KDM. Kemudian diberi sejumlah uang.
Akan tetapi, permasalahannya dalam dialog bersama anak perempuan itu, Dedi seperti menyudutkan dengan ucapan yang merendahkan dan mendiskreditkan status sosial.
BACA JUGA: Cara Hasilkan Uang Dalam Waktu Singkat untuk Youtuber Pemula!
‘’Saya kira hal seperti ini tidak perlu terjadi jika pendekatan kemanusiaan dikedepankan, jgn karena memberi sesuatu kemudian mereka diperlakukan seperti halnya bukan manusia,’’ kritik Bambang dalam postingannya.
Bambang menilai, tindakan seperti itu, sama saja sebagai bentuk kekerasan verbal terhadap seorang perempuan.
Video konten KDM tersebut laris manis dan banyak di share di media sosial. Namun jika menelisik pemilik chanel youtube sangat diuntungkan.
Tapi sebaliknya, anak perempuan tersebut kini hanya bisa menahan hujatan, tekanan, cacian, makian dari para netizen yang mendukung KDM.
BACA JUGA: Reaktivasi Rel Kereta Api di Jawa Barat Jangan Sekedar Omon-omon
‘’Kontenya laku keras tapi yang dapat untung dan manfaat siapa? Lantas bagaimana dengan nasib anak yg dicaci, dimaki, di sudutkan secara verbal oleh jutaan netizen?,’’ cetus Bambang.
Sementara itu, pendapat yang sama diungkapkan oleh pemiik akun X Twiter @glrhn. Dalam postinganya, disebutkan bahwa KDM telah melakukan Gaslighting terhadap seorang anak perempuan.
Gasligting sendiri adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang membuat orang lain meragukan persepsi, ingatan, atau kewarasan mereka sendiri.
BACA JUGA: Pemilihan Rektor UPI Bergejolak, Senat Akademik Tuding ada Konspirasi?
Dalam perpesktif phisikologi, pelaku Gaslighting akan menyangkal atau memutarbalikkan fakta. Sehigga korban merasa kebingung, tidak percaya diri, dan mempertanyakan penilaian mereka sendiri.
‘’Ngeliat video KDM nge-gaslight anak remaja di depan kamera ini mengingatkan gw akan RK. Polanya mirip. Apes bener Jawa Barat dua kali dapat gubernur model begitu,’’ tulis @glrhn.
Klarifikasi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
Sementara itu dalam klarifikasinya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang diunggah di akun Instagram pada Selasa (29/4) Dedi mengatakan, bahwa pertemuan tersebut adalah sebuah dialog.
Dedi mengatakan bahwa dirinya sedang memberikan penjelasan dan menggambarkan pandangan tentang masa depan generasi muda Indonesia.
BACA JUGA: Jalan Alternatif Sodong Rusak, Pengguna Jalan Meradang
Menurutnya, Aura Cinta tersebut memiliki umur hampir 20 tahun dan sudah masuk kategori dewasa. Sehingga percakapan itu tidak sepenuhnya layak disebut debat antara orang tua dan remaja.
“Aura itu bukan lagi anak remaja. Usianya hampir 20 tahun, jadi menurut saya sudah masuk kategori dewasa,” ujar Dedi Mulyadi
Aura sebenarnya sudah lulus dari bangku SMA sejak satu tahun yang lalu. Dia juga aktif sebagai bintang iklan di media sosial.
Dedi menyanggah bahwa Aura tidak dapat diposisiklan sebagai anak-anak atau remaja belia. Karena Aura juga sudah bekerja.
‘’Jadi, sudah mandiri dan bukan termasuk kategori anak-anak lagi,” imbuh Dedi.
Dialog Aura Cinta dan Dedi Mulyadi
Sebelumnya, dalam potongan video tersebut diceritakan Dedi Mulkyaditengah berdialog dengan sekelompok masyarakat dan mengkritik kegiatan perpisahan sekolah yang kerap jadi beban orang tua.
Namun, Aura punya pandangan lain, Menurutnya acara perpisahan itu penting untuk memberi kesempatan kepada para siswa berkumpul dan berinteraksi terakhir kalinya dengan teman-teman sekelas sebelum berpisah jalan.
BACA JUGA: 10 Jabatan Kadis di Pemprov Jabar akan Diisi dari Kabupaten/Kota, Begini Mekanismenya!
“Acara perpisahan itu penting. Karena itu momen terakhir kami bisa berkumpul dan berinteraksi bersama teman-teman sebelum benar-benar menjalani kehidupan masing-masing,” cetus Aura.
Akan tetapi, dalam dislog tersebut, Dedi Muyadi langsung menyinggung latar belakang kehidupan keluarga Aura yang merupakan korban penggusuran dan tinggal di bantaran kali.
Dedi kemudian mengingatkan bahwa keluarga seperti Aura harus bisa menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi ekonomi mereka. (edt).







