free hit counter code Belajar Sejarah dengan Kunjungi Museum di Bandung - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Belajar Sejarah dengan Kunjungi Museum di Bandung
    (net) Museum KAA di Jalan Asia Afrika Kota Bandung

    Belajar Sejarah dengan Kunjungi Museum di Bandung

    • Minggu, 25 Februari 2024 | 11:16:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Kota Bandung, kaya akan keindahan alam dan budaya, menawarkan alternatif menarik bagi mereka yang bosan dan ingin melepaskan kejenuhan dari tempat wisata yang biasa-biasa saja.

     

    Jika Anda mencari pengalaman wisata yang lebih mendalam, cobalah menjelajahi berbagai destinasi sejarah dan edukatif yang tersedia di kota ini. 

    Dengan menyisir tempat-tempat ini, Anda tidak hanya akan menemukan pesona arsitektur dan sejarah kota, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperluas pengetahuan. Bagi pecinta seni, tersedia pula tempat-tempat yang memamerkan karya-karya lokal, menciptakan pengalaman wisata yang memberikan nuansa yang berbeda dan lebih berarti. 


    Berikut adalah beberapa rekomendasi museum di Kota Bandung yang wajib Anda kunjungi:

    1 Museum Konferensi Asia Afrika
    Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlokasi di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika No 65, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, memiliki sejarah singkat yang dimulai pada 1980 ketika Menteri Luar Negeri Indonesia Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja, mengusulkan pendirian museum untuk mengenang KAA tahun 1955. Museum ini, resmi diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980, bertujuan menyajikan peninggalan dan informasi seputar konferensi tersebut, latar belakang, serta peran Indonesia dan bangsa-bangsa Asia Afrika. 

    Awalnya di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pengelolaannya kemudian dialihkan ke Departemen Luar Negeri, dan saat ini berada dalam koordinasi Direktorat Diplomasi Publik. 

    Sebagai saksi bisu dari peristiwa bersejarah, museum ini tidak hanya menjadi tempat pameran tetap, tetapi juga memiliki perpustakaan, ruang audio visual, dan fasilitas penelitian, memperkaya pemahaman tentang sejarah politik luar negeri Indonesia dan kontribusinya dalam memajukan kerja sama dan perdamaian dunia. Harga tiket untuk memasuki museum KAA, yaitu Rp0 alias gratis, dan untuk kunjungan lebih dari 20 orang, wajib melakukan reservasi terlebih dahulu. 


    2 Museum Geologi
    Museum Geologi, didirikan pada 1929 atas inisiatif dari Dienst van den Mijnbouw (Dinas Pertambangan) pada masa Hindia Belanda, menawarkan penjelajahan yang menarik melalui warisan geologi Indonesia.

    Berlokasi di Jalan Diponegoro No 57, Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, museum ini memamerkan koleksi yang mengesankan, mencakup berbagai materi geologi seperti fosil, batuan, dan mineral yang dikumpulkan sejak 1850 selama kegiatan lapangan di seluruh Indonesia. 

    Harga tiket masuk yang terjangkau membuat museum ini dapat diakses oleh berbagai kalangan, dengan tarif Rp2.000 untuk pelajar, Rp3.000 untuk umum, dan Rp10.000 untuk warga asing. Museum Geologi buka pada hari Senin hingga Kamis dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB, dan pada hari Sabtu serta Minggu dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIB, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mengeksplorasi kekayaan geologi Indonesia yang memukau.


    3 Museum Pos Indonesia
    Museum Pos Indonesia, yang awalnya dibangun pada masa Hindia-Belanda pada 27 Juli 1920 dengan nama Museum Pos, Telegraph, dan Telepon (PTT) dan resmi dibuka tahun 1931, adalah sebuah institusi bersejarah yang menawarkan wawasan mendalam tentang perkembangan sistem pos di Indonesia. Bangunan museum, dirancang oleh arsitek Ir J Berger dan Leutdsgebouwdienst, mencerminkan gaya arsitektur zaman itu. 

    Pada 19 Juni 1995, museum ini mengalami perubahan nama menjadi Museum Pos dan Giro, sesuai dengan perusahaan yang menanganinya. Ketika PT Pos Indonesia mengubah namanya, museum ini juga mengikuti, menjadi Museum Pos Indonesia. Berlokasi di Jalan Cilaki No 3, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, museum ini memanjakan pengunjung dengan koleksi-koleksi yang mencakup sejarah pos Indonesia dan bahkan aspek-aspek dunia pos secara global. 

    Buka setiap hari senin hingga jumat pada pukul 09.00-15.00 dengan harga untuk masuk ke museum ini yaitu Rp0 atau gratis, memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi dan mengapresiasi warisan berharga yang disajikan oleh Museum Pos Indonesia.


    4 Museum Gedung Sate
    Museum Gedung Sate, sebuah institusi khusus yang mengedepankan teknologi interaktif, secara resmi diresmikan pada tanggal 8 Desember 2017 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Terletak di bagian timur Gedung Sate, museum ini dirancang untuk memberikan pengalaman interaktif kepada pengunjungnya. 

    Dibangun dengan tujuan untuk menghargai nilai sejarah Gedung Sate sebagai ikon Jawa Barat, museum ini menjadi jendela yang menarik untuk memahami warisan bersejarah daerah tersebut. 

    Harga tiket masuk yang terjangkau, sebesar Rp5.000, memungkinkan pengunjung untuk menikmati fasilitas ini. Museum Gedung Sate berlokasi di Jalan Diponegoro No 22, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung, dan dapat dikunjungi setiap hari Selasa hingga Minggu dari pukul 09.30 hingga 16.00 WIB. Sebagai tambahan, museum ini membuka pintu untuk menyelami lebih dalam nilai-nilai sejarah dan kebudayaan Jawa Barat.


    5 Museum Mandala Wangsit 
    Museum Mandala Wangsit Siliwangi, didirikan oleh Panglima Divisi Siliwangi, Kolonel Ibrahim Adjie dan diresmikan pada 23 Mei 1966, merupakan sebuah institusi bersejarah yang memuat amanat, petuah, dan nasihat dalam namanya. Nama "Mandala Wangsit" sendiri diartikan sebagai tempat penyimpanan amanat yang memiliki makna mendalam. 

    Siliwangi merujuk pada Komando Daerah Militer TNI AD di Jawa Barat dan Banten, mengambil namanya dari Raja Kerajaan Sunda. Museum ini menjadi rumah bagi sisa-sisa perjuangan tentara pada masa penjajahan, menyajikan beragam koleksi senjata yang digunakan dalam peperangan. Dan pengunjung dilarang mengambil foto di dalam ruangan museum. 

    Sebagai tiket masuk, pengunjung hanya diminta untuk memberikan donasi sukarela. Berlokasi di Bandung, museum ini buka dari hari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00 hingga 14.00 WIB, menjadi destinasi penting bagi mereka yang ingin menelusuri sejarah dan perjuangan di wilayah Jawa Barat.



    Dengan mengunjungi museum-museum ini, wisata Anda di Kota Bandung akan menjadi pengalaman yang tak hanya memikat mata tetapi juga memperluas pengetahuan Anda. (*)<!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_240225_151706_572.sdocx-->

    Oleh: Natasya Salsabila / bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Pelataran Bandung Suguhkan Fasilitas Istimewa
    Paket Unlimited Smartfren, Harga Mulai Rp9 Ribuan
    Superadventure Prima 4x4 Challenge Tampil Memukau
    Manjakan Penikmat The Papandayan Jazz Fest 2024
    Merek Fashion Lokal yang Stylish & Terjangkau

    Editorial