JuaraNews, Bandung - Pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo, mulai bersikap realistis soal peluanganya menjadi juara dunia MotoGP 2020. Ia tampil buruk dalam beberapa seri terakhir, yang menyebabkan posisinya dipuncak klasemen, digeser oleh Joan Mir.
Tak sampai disitu, kini ia juga tertinggal poin cukup jauh dari Mir. Dengan kondisi tertinggal 37 poin di dua seri tersisa, Quartararo sadar, peluangnya menjadi juara dunia semakin tipis.
"Kami masih bertarung untuk perebutan gelar juara dunia namun saya hanya berusaha fokus untuk bersenang-senang di dua seri terakhir." ujar Quartararo dikutip dari Tuttomotoriweb.
"Lalu barulah melihat pertarungan mana yang bisa kami lakukan. Kami ada di posisi kedua dalam klasemen dan masih punya kesempatan bagus untuk mengakhiri musim ini dengan baik," jelasnya.
Pada MotoGP Eropa yang berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Quartararo mengalami crash pada di awal balapan. Meski kecelakaan, ia lalu menunjukkan semangat pantang menyerah.
Quartararo bangkit, dan kembali mengambil motornya. Usaha Quartararo akhirnya berbuah hasil, meski menjadi pembalap terakhir yang finis, namun Quartararo berada di urutan ke-14, seiring banyaknya pembalap yang gagal finis.
"Kami memiliki sejumlah masalah dalam balapan beberapa hari lalu, kami akan coba bekerja untuk menjajal beberapa hal untuk pekan mendatang." tambahnya.
"Saya rasa kami akan bisa meningkatkan ritme," ujar Quartararo.
Secara hitung-hitungan di atas kertas, nasib Quartararo untuk jadi juara dunia sudah tak sepenuhnya berada di tangannya sendiri. Bahkan, bila Quartararo mampu memenangkan dua seri tersisa, ia masih harus melihat perolehan poin Joan Mir.
Rider Suzuki itu, kini hanya membutuhkan 14 poin dari dua seri tersisa, guna mengunci titel juara dunia. Iya bisa meraih gelar juara dunia lebih cepat, bila finis di posisi ketiga pada MotoGP Valencia, atau finis di posisi kesembilan pada dua seri terakhir.(*)
Oleh: arfan sauki / fan
0 Komentar