JuaraNews, Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama DPRD Jabar tengah menyiapkan wilayah timur provinsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Wilayah tersebut berada di kawasan Indramayu dan Cirebon disebut memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, hingga industri kecil yang bisa jadi motor baru ekonomi Jawa Barat.
Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono, menegaskan arah pembangunan 2025 akan lebih fokus pada pemerataan wilayah. Menurutnya, Jabar bagian timur tak boleh tertinggal dibanding kawasan lain yang lebih dulu berkembang seperti Bandung Raya dan Bodebek.
Baca Juga: Atasi Masalah Sampah, Komisi I DPRD Jabar Dorong Perpanjangan Izin Sarimukti
“Pembangunan tidak boleh terpusat di wilayah selatan atau barat saja. Wilayah timur juga harus maju. Indramayu dan Cirebon punya potensi besar, terutama di pertanian dan industri pengolahan,” ujar Ono di Bandung, Senin (10/11/2025).
Jalan Mulus, Ekonomi Bergerak
Ono menuturkan, infrastruktur menjadi kunci untuk membuka akses ekonomi di daerah. Sejumlah proyek perbaikan dan rekonstruksi jalan provinsi tengah berjalan di Indramayu dan Cirebon.
Bahkan, untuk ruas yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, Pemprov Jabar turun langsung karena jalur tersebut dinilai strategis untuk mobilitas logistik antarprovinsi.
Baca Juga: Tonggak Baru: Cirebon Timur Dapat Restu DPRD Jabar Jadi CDPOB
“Progres pembangunan jalan provinsi di dua wilayah itu sudah lebih dari 70 persen. Kami targetkan akhir 2025 bisa rampung seluruhnya,” jelas Ono.
Tak hanya jalan provinsi, Pemprov Jabar juga mulai membantu pembangunan jalan desa dan jalan usaha tani melalui skema bantuan keuangan langsung ke pemerintah desa.
“Kalau akses petani ke sawah lancar, biaya produksi bisa ditekan dan distribusi hasil panen lebih cepat,” tambahnya.
Baca Juga: Atasi Masalah Sampah, Komisi I DPRD Jabar Dorong Perpanjangan Izin Sarimukti
Indramayu Dipacu Jadi Lumbung Padi Nasional
Di sektor pertanian, DPRD Jabar berkomitmen penuh mendukung langkah Pemprov menjadikan Indramayu sebagai lumbung padi nasional.
Langkah ini tak hanya berorientasi pada produksi, tapi juga kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
“Kita dorong digitalisasi pertanian, peningkatan kualitas irigasi, dan kemudahan akses pupuk. Jadi bukan hanya panen melimpah, tapi petaninya juga sejahtera,” tegas Ono.
Selain pertanian, sektor perikanan dan industri kecil juga mulai diperkuat agar pertumbuhan ekonomi daerah tak hanya bergantung pada satu komoditas.
Baca Juga: Komisi V DPRD Jabar Dorong Peningkatan Status RSKK Kabupaten Bandung Jadi Tipe C
Fokus Layanan Dasar dan Kesehatan
DPRD juga memastikan sektor pendidikan dan kesehatan tetap mendapat porsi besar dalam APBD 2025.
Ono menyebut alokasi anggaran pendidikan mencapai Rp11 triliun, tertinggi di antara pos belanja lainnya.
Sementara di bidang kesehatan, Pemprov tengah menyiapkan alih kelola RS Sentot di Indramayu agar naik status menjadi rumah sakit milik provinsi.
“Kalau sudah dikelola provinsi, layanan RS ini bisa mencakup Subang, Majalengka, sampai Cirebon,” katanya.
Baca Juga: DPRD Jabar Terima Kunker DPRD Indramayu, Bahas Penguatan Fungsi dan Strategi Kinerja
APBD 2026, Lanjutkan Momentum Pembangunan
Menjelang pembahasan APBD 2026, DPRD berkomitmen melanjutkan arah pembangunan yang sudah berjalan. Anggaran infrastruktur melalui Dinas Bina Marga dipatok mencapai Rp3,1 triliun, namun Ono menekankan pentingnya efektivitas di lapangan.
“Yang terpenting bukan besar anggarannya, tapi sejauh mana program itu berdampak langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Ia optimistis, dengan sinergi antara pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pertanian, Jawa Barat akan tumbuh lebih inklusif dan merata hingga akhir periode pemerintahan 2029. (dsp)







