Legislator Jabar Soroti Ancaman Pencemaran Lingkungan dari Limbah Plastik

Legislator Ratnawati mengatakan, pencemaran lingkungan oleh sampah plastik menjadi masalah serius yang di hadapi dunia, termasuk Indonesia.
Legislator Jawa Barat, Ratnawati. (Foto:Istimewa)

JuaraNews, Bandung – Legislator Jawa Barat, Ratnawati mengatakan, pencemaran lingkungan oleh sampah plastik menjadi masalah serius yang di hadapi dunia, termasuk Indonesia.

Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik mencemari tanah, air, dan udara, serta berdampak negatif pada ekosistem.

Untuk itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat, DPRD Jabar ini menegaskan bahwa pengelolaan limbah plastik bukan hanya menjadi tanggung jawab masyarakat, tetapi juga pelaku industri.

‎“Limbah plastik sudah menjadi limbah global ya, untuk Indonesia ini masih sangat tinggi tingkat pencemarannya walaupun sudah di batasi. Misalnya seperti kalau ke pasar harus bawa kresek sendiri, menurut saya itu tidak cukup sampai di sana,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).

‎Melalui Perda Nomor 4 Tahun 2023 tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang gencar disosialisasikan olehnya. Ia menegaskan, regulasi tersebut mengatur tidak hanya perilaku warga, tetapi juga kewajiban dan pelaku industri.

Baca Juga;Sekda Herman Dorong PTS di Jabar Terlibat Atasi Pengangguran dan Sampah

‎“Perda ini bukan hanya mengatur ke masyarakat tapi juga mengatur ke pengusaha atau pelaku industrinya. Agar ada rasa tanggung jawab,” katanya.

Pencemaran Lingkungan

‎Dia menilai  kesadaran lingkungan sebaiknya dibangun dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Ia mencontohkan kasus di wilayah dapilnya seperti Indramayu, Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, tak sedikit warga yang di temui mengakui pengelolaan sampah di lingkungannya masih perlu perbaikan.

Baca Juga:Pegadaian Jabar Perkuat Sinergi Pengelolaan Bank Sampah di Bandung

‎ “Kita berharap, Ibuk-ibuk ini kan yang sudah punya keluarga mereka bisa menularkan itu ke keluarganya. nanti mereka akan peduli dengan lingkungan yang lebih besarnya,” ungkapnya.

‎Ia juga mendorong adopsi teknologi pengolahan limbah seperti di Australia, di mana botol plastik bisa langsung di tukar dengan uang melalui mesin daur ulang.

‎“Itu ya harapan ke depannya. Tapi kan tidak mudah dan tidak murah. Saat ini kita mungkin ke depannya bisa memilah sampah, jadi sampah makanan bisa di olah menjadi bermanfaat dan sampah plastiknya bisa menghasilkan uang,” katanya.

Baca Juga:Gelar Reses, Saeful Bachri Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan

‎Bagi Ratnawati, langkah-langkah kecil seperti memilah sampah di rumah dapat menjadi awal perubahan. Namun tanpa keterlibatan serius industri, ancaman limbah plastik akan tetap menjadi pekerjaan rumah yang sulit di selesaikan. (Bas)