free hit counter code Pelija: Citarum Harum Jauh dari Kata Berhasil - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    • 23 November 2024 | 12:22:00 WIB

    CALON Wakil Walikota Bandung nomor urut 2, Dhani Wirianata, meminta agar masyarakat berani dalam menolak potensi jual-beli suara di pilkada 2024 mendatang.

Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Pelija: Citarum Harum Jauh dari Kata Berhasil

    Pelija: Citarum Harum Jauh dari Kata Berhasil

    JuaraNews, Bandung - Kondisi sampah yang menjadi viral setelah diposting dan diunggah oleh Pandawara Group pada Selasa (11/6/2024) di Instagram pribadinya itu, menuai banyak sorotan publik. 

     

    Dalam postingannya itu menunjukkan badan sungai DAS Citarum tersebut seluruhnya tertutupi oleh sampah.

     

    ”Ladies and gentleman please welcome The new ocean rubbish,” tulis @pandawararoup.

     

    Menyikapi hal tersebut, aktivis Peduli Lingkungan Jawa Barat (Pelija), Rahmat Suprihat angkat bicara.

     

    Menurut Rahmat, masalah sampah sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi banyak kota dan kabupaten. Hal ini terbukti dengan sulitnya pemerintah kota/kabupaten untuk mencari solusi atas permasalahan sampah yang ada. 

     

    Sehingga masyarakat memiliki keterbatasan dalam mengelola sampahnya sendiri. Karena itu, sebagian dari oknum masyarakat membuang sampah ke tempat-tempat yang jauh dari rumahnya, salah satunya sungai.

     

    Selain itu, banyak rumah yang berada di bantaran sungai, dengan posisi membelakangi sungai ini, sehingga lebih memudahkan mereka untuk langsung membuang sampah itu ke sungai. 

     

    "Dan ini terjadi hampir di sebagian besar anak sungai yang ada di kota-kota, baik itu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, kemudian kota Cimahi. Dan banyak lagi (di kota/kabuaten) yang dimana anak sungai itu mengalir ke Sungai Citarum" ungkap Rahmat kepada JuaraNews, Kamis (13/6/2024).

     

    Kejadian penumpukan sampah yang ada di Sungai Citarum, tepatnya di sekitar jembatan BBS Kabupaten Bandung Barat ini membuat miris. Saat beberapa waktu lalu di ajang World Water Forum (WWF) 2024, yang digelar di Pulau Bali justru keberhasilan Program Citarum Harum itu menjadi salah satu berita baik yang luar biasa. 

     

    Program Citarum Harum dianggap menjadi salah satu jawaban atas keseriusan dan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan Sungai Citarum. 

     

    Program Citarum Harum sendiri berawal justru dari penumpukan sampah yang ada di Sungai Citarum, dan diviralkan oleh warga asing. 

     

    Pemerintah berupaya menyelesaikan berbagai masalah Citarum, terutama yang berhubungan dengan permasalahan sampah, dan imbasnya terhadap berbagai macam masalah lainnya, seperti polusi, air limbah dari pabrik, dan penghijauan di sekitar DAS Citarum dan anak sungainya. 

     

    Namun selang beberapa lama setelah WWF 2024 di Bali, justru pemerintah dibuat malu kembali dengan adanya berita yang viral ini. Dan ini harus diakui oleh pemerintah, termasuk seluruh pihak yang bertanggung jawab atas digulirkannya program Citarum harum. 

     

    "Dengan adanya penumpukan sampah tersebut, ini menandakan bahwa program Citarum Harum ini boleh dikatakan masih menyisakan PR yang sama seperti pada saat sebelum program Citarum Harum ini digulirkan," jelas Rahmat.

     

    "Dan yang lebih membuat miris bahwa program Citarum Harum ini membutuhkan dan memakan biaya yang tidak sedikit, sangat besar bahkan di antaranya dari pinjaman luar negeri," sambungnya.

     

    Selain itu, pernyataan dari Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin, melalui kanal medsos, bahwa penumpukan yang terjadi di BBS itu dikarenakan keadaan kondisi air sungai yang surut. Menurut Rahmat, hal tersebut merupakan pernyataan yang sangat tidak bijak. Karena permasalahan utamanya bukan air sungainya yang surut, tapi justru budaya masyarakat yang sampai saat ini membuang sampah ke sungai.

     

    "Jadi boleh dikatakan dan disimpulkan bahwa program-program yang digulirkan oleh pemerintah kota/kabupaten, selain program Citarum Harum pun termasuk dalam rangka mengedukasi, menyosialisasikan, dan membentuk budaya nyampah yang bijak di kalangan masyarakat," jelas Rachmat. 

     

    "Saya katakan ini jauh dari kata berhasil," tegasnya. (*)

    Rdsp

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah

    Editorial



      sponsored links