OLEH Imam Wahyudi

KAPAN lagi itu tak terjadi. Gol cepat Hernandes membuyarkan laju Maroko. Cukup sudah prestasi pentas semifinal Piala Dunia Qatar 2022. Torehan pertama wakil Afrika dalam sejarah kontes sepakbola jagat raya.

Satu ruang tersisa bagi timnas Maroko. Memperebutkan posisi juara-III episode dunia ke-22 ini. Melawan Kroasia, Sabtu malam nanti. Sementara timnas Prancis dipastikan menghadapi Argentina di puncak, Minggu malam.

Final Piala Dunia Qatar 2022 mempertemukan kekuatan Eropa dan Amerika Latin. Di antara kedua timnas ini akan menorehkan prestasi juara untuk kali ketiga. Prancis sebagai juara bertahan (di Rusia 2018) dan 1998. Sebaliknya, Argentina tampil juara pada 1978 dan 1986.

Prancis vs Maroko

Formasi bertahan Maroko dengan lima pemain, terlanjur maju. Tak terduga bek Prancis, Kounde menendang bola jauh ke depan. Dari separuh arena pertahanannya. Griezmann sudah antisipasi bergerak maju. Menjemput bola, mendekati kotak penalti lawan. Dari belakang, Hernandes juga bergerak ke depan gawang Bounou. Tendangan kaki kiri mendongak, mengecoh kiper. Tiga pemain bertahan tercecer, mencoba melapis -- tapi terlambat. Gol tercipta menit-5.

Timnas Prancis lebih matang dan taktis lewat skil individu. Unggul 1-0, Griezmann dkk memungkinkan pertahanan berlapis. Serangan bertubi tim Singa Atlas pada babak II, selalu bisa dimentahkan. Maroko meningkatkan tempo dan sejumlah "tackling" keras, tak menyurutkan Prancis balik menyerang. Pelatih Didier Descham menarik keluar gelandang Dembele menit-79. Masuk Randal Kolo. Memperkuat daya serang. Belum satu menit, Kolo menggandakan gol bagi Prancis. Diawali zig-zag Mbappe di kotak penalti. Mengumpan bola ke kiri gawang. Kolo tak terkawal kiper. Gol di depan mata. Presiden Prancis, Immanuel Marcon yang ikut menyaksikan langsung memberikan "standing applaus". Tim "les Bleus" menang 2-0. Meski kalah, timnas Maroko tak serta-merta merunduk. Beroleh apresiasi.

Pelatih Prancis, Deschamp menjemput pelatih Maroko, Walid. Keduanya saling berpelukan, mengucap selamat atas prestasi masing-masing. Sportivitas tinggi.**

Imam Wahyudi, jurnalis senior. Tinggal di Bandung

ude