free hit counter code Alumni Muda Unpad Minta Pemerintah Evaluasi Kembali Realisasi Proyek Kereta Cepat - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter
Alumni Muda Unpad Minta Pemerintah Evaluasi Kembali Realisasi Proyek Kereta Cepat
bas Ketua Alumni Muda UNPAD , Fuad Rinaldi

Alumni Muda Unpad Minta Pemerintah Evaluasi Kembali Realisasi Proyek Kereta Cepat

  • Kamis, 11 November 2021 | 15:21:00 WIB
  • 0 Komentar

 

JuaraNews, Bandung - Ketua Alumni Muda UNPAD , Fuad Rinaldi mendukung Presiden Joko Widodo dalam melakukan pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan. Dia mengatakan niat baik pemerintah melakukan percepatan pembangunan harus diapresiasi sesuai porsinya.


Terkait Pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung, Fuad yang juga Direktur Eksekutif Monas Institute mengatakan pada awalnya kereta cepat di realisasikan pemerintah agar dapat menjadi pendongkrak ekonomi antara daerah- daerah yang dilalui khususnya Jakarta dan Bandung.


"Apa boleh buat proyek kereta cepat yang digadang gadang menjadi pendongkrak ekonomi negara tahun ini proyek kereta cepat tersebut menjadi beban negara yang mengurangi kas negara," ujar Fuad dalam keterangan persnya, Kamis (11/11/2021).


"Maka cukup menggelitik pada saat pemerintah mengeluarkan PMN sebesar 4,3 Triliun rupiah uang rakyat untuk proyek Kereta cepat dengan dasar Perpres No 93 /2021," tambahnya.


Menurutnya, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dalam melaksanakan penerimaan dan pengeluaran kas negara dalam rangka pengendalian keuangan negara.


"Artinya Bendahara Umum Negara tentunya mengeluarkan kas negara tidak dalam rangka menyelamatkan Perusahaan tertentu ataupun Investor tertentu. Akan tetapi dalam rangka pengendalian keuangan negara," ucapnya m


Fuad mengungkapkan, proyek kereta cepat yang kita ketahui skema awalnya adalah B2B atau (Bussines To Bussines) artinya jika perusahaan melihat ada skala bisnis yang menjanjikan pada kajian B2B harusnya sudah dalam tahapan bahwa memang proyek tersebut menguntungkan bagi pelaku bisnis.


Maka dari itu, lanjutnya, jika memang pertengahan jalan bahwa pelaku usaha tersebut tidak mampu merealisasikan proyek kereta cepat apakah serta merta Pemerintah harus ikut andil dalam menyelesaikan proyek kereta cepat tersebut.


"Yang mesti digaris bawahi ketika memang Proyek Kereta cepat tersebut maslahat buat bangsa dan negara dan diperlukan untuk menunjang kebutuhan dasar masyarakat Indonesia akan transportasi maka mungkin bisa saja Pemerintah Indonesia dapat melakukan intervensi terhadap proyek kereta cepat tersebut," tuturnya.


Lebih lanjut Fuad mengungkapkan, bahwa permasalahan suntikan PMN tidak hanya bertumpu pada Menteri Keuangan, akan tetapi juga pada Menteri BUMN, Menteri BUMN apakah saat ini mempunyai laporan yang berkala dari progress kereta cepat ini karena pembengkakan biaya akan dapat di minimalisir dengan laporan berkala itu. "Tidak perlulah saya ajarkan Menteri BUMN baca laporan berkala ya khan," tukas Fuad.


Pada kesempatan yang sama Fuad ingin menanggapi pernyataan bapak Arya Sinulingga bahwa pembengkakan adalah hal yang wajar dari 86,5 T menjadi 114 T.


Menurutnya, sangat miris ketika banyak Pejabat pemerinth yang ketika Proyek Kereta cepat biayanya membengkak dengan entengnya mengatakan ini hal yang wajar, "ini selisihnya bengkakknya ga main main lho, puluhan triliun rupiah loh. Ini setara APBD Beberapa Provinsi atau Kabupaten. Tidak ada yang special dari Menteri BUMN yang katanya pengusaha yang mumpuni kalu begitu jika kerjanya minta PMN lagi dan lagi," tandasnya.


"Saya pikir sudah saatnya DPR RI menggunakan Hak Interpelasinya, dan sudah kewajiban pemerintah menyediakan data yang valid sejauh apa penggunaan APBN dalam proyek kereta cepat dan proyeksi pembangunan dan penggunaan kedepannya pasca pandemic Covid-19 secara transparan dan terukur," tutupnya. (*)

bas

0 Komentar

Tinggalkan Komentar


Cancel reply

0 Komentar


Tidak ada komentar

Berita Lainnya


Agus Mulyana Optimistis Timnas Menang Lawan Korsel
SAH! Prabowo-Gibran Presiden & Wapres 2024-2029
Bey Ingin Sumedang Kembali Jadi Paradijs van Java
Bonus Demografi Sumber Daya Pembangunan Produktif
Target Angka Penurunan Stunting  Masih Jauh

Editorial



    sponsored links