JuaraNews, Bandung - Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak hal mengalami perubahan, termasuk nilai-nilai sosialkultural, persepsi politis ideologis, dan sebagainya. Di sisi lain, warisan kultural dari nenek moyang berupa nilai dan akar tradisi, termasuk kearifan lokal, mengalami pelunturan dan penggerusan.

Realita ini menjadi salah satu keprihatinan dari Bimbo yang diwakili oleh Acil,Tokoh,Musisi serta Budayawan Jawa Barat dalam Kunjungan ke Balai Disabilitas Wyata Guna Bandung belum lama ini.

Personel band religi Bimbo tersebut mengatakan salah satu nilai-nilai budaya lokal yang harus dipertahankan yakni pentingnya memelihara kampung halaman. Ia menyebutnya dengan istilah gerakan “jaga lembur”.

"Gerakan “jaga lembur” yang tujuannya untuk menerapkan kembali nilai-nilai luhur budaya kita dalam menjawab berbagai persoalan bangsa saat ini," katanya, Rabu (3/3/2021).

Acil menilai, berbagai permasalahan yang terjadi di negeri ini bisa diatasi ketika masyarakat secara arif mengembalikannya kepada nilai-nilai budaya lokal. Sebab saat ini, budaya lokal kian tergerus budaya asing seiring dengan masifnya perkembangan teknologi dan informasi.

"Pada kesempatan silaturahmi ke Balai Wyata Guna ini terjadi proses silaturahmi dan diskusi sebagai salah satu upaya untuk membangun sinergi dalam gerakan jaga lembur yang di dalamnya pemenuhan dan perlindungan atas hak-hak penyandang disabilitas," tandasnya.

Dia menambahkan, dukungan Balai Disabilitas Wyata Guna dalam Gerakan Jaga Lembur juga sebagai kolaborasi strategis dalam melakukan implementasi Atensi berbasis komunitas, dimana Komunitas memiliki peran yang sentral dalam ikut mengentaskan permasalahan-permasalahan kesejahteraan sosial terutama pada penyandang disabiltas.

Disela kunjungannya Kepala Balai Disabilitas Wyata Guna,Sudarsono menyerahkan 30 Juz Al-quran Braille sebagai bentuk dukungan awal Balai Disabilitas Wyata Guna,dan kegiatan ini akan dibahas dan diagendakan lagi dalam Silaturahmi selanjutnya. (*)

bas