free hit counter code Setiap Tahun Terjadi 2.000 Bencana, Pemprov Siapkan Cetak Biru Budaya Tangguh Bencana Jabar - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter
Setiap Tahun Terjadi 2.000 Bencana, Pemprov Siapkan Cetak Biru Budaya Tangguh Bencana Jabar
(net) Banjir bandang terjadi di Kabupaten Sukabumi

Setiap Tahun Terjadi 2.000 Bencana, Pemprov Siapkan Cetak Biru Budaya Tangguh Bencana Jabar

  • Rabu, 23 September 2020 | 15:57:00 WIB
  • 0 Komentar

JuaraNews, Bandung - Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, terjadi sekitar 1.500 hingga 2.000 bencana di Jabar setiap tahunnya.

 

Dengan risiko kebencanaan itu, warga Jabar diminta menyesuaikan diri dan memiliki budaya tangguh bencana.

 

Pemprov Jabar sendiri menyiapkan cetak biru Jabar sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana (resilience culture province). Budaya Tangguh Bencana Jabar ini akan ditanamkan kepada seluruh warga melalui pendidikan sekolah sejak dini hingga pelatihan.

 

“Saya minta masyarakat Jabar mulai menyesuaikan diri dengan budaya tangguh dalam menghadapi bencana, karena letak geografis Jabar yang kelihatannya indah, tapi juga berbahaya dan tentunya dapat menimbulkan bencana,“ kata Emil saat menjadi pembicara utama dalam web seminar West Java Resilience Culture Province di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata Kota Bandung, Rabu (23/9/2020).

 

Dalam menyusun Budaya Tangguh Bencana Jabar, Emil menyebutkan, pihaknya merujuk kepada Jepang, di mana budaya tangguh untuk menghadapi bencana sudah ditanam dalam pola pikir dan budaya masyarakatnya sejak sekolah dasar.

 

“Maka dari itu, kami mencoba belajar ke arah yang sama, yang kami butuhkan adalah mengubah semua kondisi yang ada dalam penanganan bencana menjadi sebuah budaya tangguh dalam menghadapi bencana,” tandas Emil.

 

“Oleh karena itu, dalam kepemimpinan saya sebagai gubernur, kami (Pemda Provinsi Jabar) mencoba mengubah pola pikir baru ini menjadi apa yang kami sebut budaya tangguh," tambahnya.

 

Menurut Emil, terdapat 6 faktor atau pilar penting untuk menciptakan budaya tangguh bencana di Jabar. Pertama, mendidik warga dan memberikan pengetahuan agar mereka bisa bersikap preventif soal kebencanaan.

 

"Jadi warga harus paham tentang budaya tangguh bencana ini untuk kebutuhan dirinya sendiri ketika terjadi bencana," jelas Emil.

 

Kedua, memberikan pengetahuan tentang budaya tangguh bencana kepada seluruh pemangku pendidikan mulai dari sekolah dasar sehingga tangguh bencana menjadi bagian dari ilmu pengetahuan sehari-hari masyarakat Jabar.

 

"Ketiga, kami mencoba merancang infrastruktur yang tahan bencana, dimulai (contohnya) dari kawasan yang berpotensi tsunami, nantinya akan didesain berbeda dengan infrastruktur yang rawan banjir di perkotaan," kata Emil.

 

Keempat, menciptakan karakater tangguh bencana melalui kinerja lembaga pemerintahan dalam mengambil kebijakan, termasuk contohnya terkait pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi.

 

“Kami belajar bahwa regulasi dan kebijakan harus menyesuaikan dengan jenis bencana, mulai dari bencana alam, bencana kesehatan, hingga bencana buatan manusia,” ucap Emil.

 

Kelima, membuat lingkungan tempat tinggal yang memiliki konsep berkelanjutan dengan memperhatikan faktor penting 3P yaitu planet, people, dan profit.

 

"Jadi ada keseimbangan ekonomi, lingkungan, dan keadilan sosial. Itulah yang kami sebut ekologi ketahanan,” tutur Emil.

 

Terakhir, pilar keenam bertujuan menghidupi kebutuhan pascabencana melalui pembiayaan yang sudah disiapkan.

 

"Kami sebut pembiayaan tangguh. Artinya anggaran yang kita miliki untuk pembangunan tidak hanya dilakukan selama bencana, tetapi juga dalam keadaan darurat ataupun pascabencana, dengan mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk pendidikan,” tandas Emil.

 

Selain itu, untuk menyokong 6 pilar Budaya Tangguh Bencana Jabar, Pemprov Jabar akan memiliki Command Center untuk ketahanan, di mana terdapat sistem peringatan dini, membaca potensi perubahan iklim menjadi potensi bencana, hingga indeks ketangguhan masing-masing daerah di Jabar.

 

“Jadi harapannya, dalam beberapa tahun ke depan, 27 kabupaten/kota se-Jabar paham mana area dari 6 poin itu yang kuat atau lemah sehingga punya indeks tentang penanganan bencana yang tepat,” tutupnya. (*)

 

Oleh: JuaraNews / jar

0 Komentar

Tinggalkan Komentar


Cancel reply

0 Komentar


Tidak ada komentar

Berita Lainnya


Jabar Mitigasi Bencana Hidrometeorologi saat Mudik
Pelaksanaan Mudik di Jabar Dipastikan Lancar
Pemprov Jabar Diminta Selesaikan Sertifikasi Aset
44 Anggota DPRD Jabar Belum Laporkan LHKPN
KPK Ingatkan Pemprov  Soal Pencegahan Korupsi

Editorial



    sponsored links