free hit counter code Banjir dan Longsor Landa 10 Desa di Kabupaten Bolaang Mongondow   - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • Hejo Tapi Teu Ngejo
    Hejo Tapi Teu Ngejo

    PROVINSI Jawa Barat memilik Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup. Perda tersebut didasari Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.

    Banjir dan Longsor Landa 10 Desa di Kabupaten Bolaang Mongondow   
    (bnpb.go.id) Banjir di di Kabupaten Bolaang Mongondow

    Banjir dan Longsor Landa 10 Desa di Kabupaten Bolaang Mongondow  

    JuaraNews,Jakarta, – Pusat Pengendali Operasi BNPB mengidentifikasi beberapa bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, di beberapa wilayah Indonesia jelang akhir minggu keempat Juli 2020. Salah satunya melanda sejumlah desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

     

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menyebutkan, BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow melaporkan, banjir dan longsor terjadi di tiga kecamatan. Bencana tersebut terjadi Sabtu (25/7), pukul 03.30 waktu setempat. Tiga kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Tengah dan Kecamatan Dumoga Utara.

    “Wilayah terdampak di tiga kecamatan tersebut mencapai sepuluh desa,” katanya.

     

    Desa-desa yang terdampak di tiga kecamatan sebagai berikut Desa Doloduo, Doloduo III, Ikhwan, Wangga Baru dan Wangga Baru (Kecamatan Dumoga Barat), Desa Kosio Induk dan Kosio Barat (Dumoga Tengah), Desa Dondomon, Dondomon Utara dan Dondomon Selatan (Dumoga Utara).

     

    Sebanyak 301 KK (905 orang) mengungsi ke rumah kerabat, sedangkan 259 rumah terdampak. Dampak lain berupa jalan penghubung Desa Doloduo III - Desa Toraut Amblas dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

     

    Terdapat sepuluh titik longsoran pada ruas jalan Doloduo - Molibagu sebagai akses penghubung Kabupaten Bolaang Mongodow dan Bolaang Selatan. Di samping jalan penghubung, jembatan Kosio penghubung Kecamatan Dumoga Tengah dan Kecamatan Dumoga Barat amblas sepanjang 7 meter.

     

    Pasca kejadian Bupati Bolaang Mongondow menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung pada 25 Juli hingga 7 Agustus 2020. BPBD dan dinas terkait lainnya telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan koordinasi dengan instansi terkait. Alat berat dan jembatan darurat telah dikerahkan untuk membuka akses penghubung Desa Doloduo III, dan Desa Toraut.

     

    Menurut Raditya, kejadian ini dipicu salah satunya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang jatuh di wilayah Bolaang Mongodow. Hujan menyebabkan debit Sungai Ongkag Dumoga dan debit Air Bendung Toraut meluap dengan tinggi muka air 50 – 200 cm. Kondisi pada pukul 17.30 waktu setempat menunjukkan cuaca mendung dan berawan tebal. (*)

     

    Oleh: JuaraNews / ayi

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Rekapitulasi KPU Prabowo-Gibran Kuasai Jabar
    KPU Jabar Enggan Disebut Lelet, Ini Alasannya
    BMKG Soal Hujan dan Angin Kencang Melanda Bandung
    Hasyim Sindir KPU Jabar Tidak Hadir di Rapat Pleno
    80 KK Diungsikan Imbas Banjir Rob di Palabuhanratu

    Editorial



      sponsored links