Babak II, Korsel SImbangi Indonesia 2-2
- 26 April 2024 | 02:46:00 WIB
TIMNAS Indonesia dan Korea Selatan berbagi skor 2-2 di waktu normal 90 pada pada Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Jumat (25/4/2024) dini hari WIB.
TIMNAS Indonesia dan Korea Selatan berbagi skor 2-2 di waktu normal 90 pada pada Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Jumat (25/4/2024) dini hari WIB.
JABAR merupakan provinsi yang terdepan di Indonesia dalam penerapan sistem merit dengan menetapkan kebijakan manajemen ASN..
PEMILIHAN Umum Legislatif (Pileg) 2024 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menghasilkan sejarah baru.
JuaraNews, Jakarta - Tingginya kasus positif Covid-19 pada penderita Penyakit Tidak Menular (PTM), disebabkan oleh faktor lemahnya daya tahan tubuh penderita.
Seperti yang diketahui, daya tahan tubuh yang lemah dapat membuat seseorang mudah terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Direktur Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putrie Arnie mengungkapkan, para penyandang PTM tersebut kemudian masuk dalam kelompok yang rentan terinfeksi Covid-19.
"Menurut data dari PHEOC Kementerian Kesehatan, penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, itu kelompok yang masuk di situ. Kanker, penyakit paru kronik, menunjukkan orang-orang kelompok penyakit tidak menular ini adalah orang yang rentan terinfeksi," ungkap Cut Putrie saat dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Sabtu (4/7/2020).
"Karena pasti yang orang dengan penyandang PTM kan kondisi (daya tahan tubuh)-nya sudah tidak sama dengan orang normal.Tapi, bukan berarti mereka tidak akan bisa terhindar," tambahnya.
Kendati demikian, Putrie Arnie mengatakan, Covid-19 sangat mungkin dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
"Penyakit ini sangat mungkin dicegah dengan perubahan perilaku kita. Pertama pola makan, pola makan tentu saja harus mengikuti kaidah gizi seimbang, selanjutnya olahraga yang rutin," ujarnya.
Selama masa pandemi Covid-19, Cut Putrie Arnie juga menganjurkan agar seseorang yang memiliki PTM rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter, baik yang sudah sakit maupun yang masih merasa sehat. Sebab PTM ini sangat berpotensi menjadi penyakit penyerta atau komorbid dan dapat semakin buruk apabila penderitanya terinfeksi virus SARS-CoV-2.
"Untuk yang sudah penyandang PTM, itu harus sering. Minimal satu kali sebulan. Dan pada masa pandemi, untuk penyandang PTM mendapat fleksibilitas bahwa obat mereka diberikan untuk dua bulan. Sehingga mengurangi mobilisasi mereka keluar dan yang penting minum obat secara teratur, karena dari survei kita menunjukkkan orang PTM itu 50% tidak patuh minum obat," ujar Cut Putrie.
Di sisi lain, dia juga menjelaskan, bagi seseorang yang merasa sehat yang tidak punya keluhan belum tentu di dalamnya sehat, perlu deteksi dini ke rumah sakit.
"Jadi untuk orang sehat yang merasa dirinya tidak punya keluhan tapi belum tentu tetap sehat. Lakukanlah skrining minimal 6 bulan sampai 1 tahun sekali," katanya.
Dalam hal ini, lanjut dia, beberapa tahapan yang harus diperiksa di antaranya tekanan darah, gula darah, indeks berat badan, dan indikator lainnya.
"Mengukur tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, lingkar perut yang paling gampang. Kalau laki-laki enggak boleh (lingkar perutnya) lebih dari 90 cm, karena itu obesitas, perempuan jangan lebih dari 80 cm," ujarnyanya.
Pada kesempatan sama, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar menegaskan, bagi yang penyandang penyakit tidak menular untuk rajin mengecek kesehatannya ke dokter agar mengetahui kondisi kesehatan pada dirinya.
"Yang paling penting adalah orang-orang yang punya penyakit tidak menular ini, yang diabetes, yang darah tinggi, yang sudah kena stroke, penyakit jantung. Jangan lupa, ini penyakit degenerative, penyakit yang harus dikontrol. Jangan lupa control. Jadi jangan takut ke rumah sakit," kata Eka.
Kemudian ia mejelaskan, para penderita Komorbid untuk lebih berhati-hati agar tidak tertular Covid-19, karena lebih mudah terpapar Covid-19.
"Ketika pandemi ini, yang punya komorbid agar hati-hati, karena ketika menular ke mereka, itu lebih bisa mendapatkan penyakit yang lebih berat," katanya. (*)
ayi
0 KomentarWAPRES RI menyebut seluruh stakeholders harus bahu membahu berinovasi dalam menghadirkan teknologi yang dapat mendeteksi Selengkapnya..
AGUS Mulyana meyakini Timnas U-23 Indonesia memenangkan pertandingan melawan Korea Selengkapnya..
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi sebagai presiden dan wakil presiden ri periode Selengkapnya..
PJ Gubernur Bey Machmudin berharap Kabupaten Sumedang bisa kembali menjadi 'Paradijs van Java' atau surga dari Selengkapnya..
MUSYAWARAH Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat digelar di Kota Bandung, Senin Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
WAPRES RI menyebut seluruh stakeholders harus bahu membahu berinovasi dalam menghadirkan teknologi yang dapat mendeteksi kebencanaan.
PERMASALAHAN sarana prasarana ruang kelas baru yang masih kurang di berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jawa Barat.