free hit counter code Kota Sukabumi, Zona Hijau Pertama di Jabar, Gubernur: tidak Boleh Lengah - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    • 23 November 2024 | 12:22:00 WIB

    CALON Wakil Walikota Bandung nomor urut 2, Dhani Wirianata, meminta agar masyarakat berani dalam menolak potensi jual-beli suara di pilkada 2024 mendatang.

Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Kota Sukabumi, Zona Hijau Pertama di Jabar, Gubernur: tidak Boleh Lengah
    (humas jabar) Ridwan Kamil

    Kota Sukabumi, Zona Hijau Pertama di Jabar, Gubernur: tidak Boleh Lengah

     

     

    juara Bandung - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melaporkan, Kota Sukabumi masuk dan menjadi satu-satunya Zona Hijau (Level 1) dalam leveling kewaspadaan covid-19 oleh Gugus Tugas Jabar.

     

    "Terima kasih untuk Wali Kota, Gugus Tugas, Forkopimda, dan masyarakat Kota Sukabumi yang berhasil meningkatkan semua indeks sehingga menjadi wilayah pertama (di Jabar) yang menjadi Zona Hijau versi penilaian Gugus Tugas kami (Jabar)," kata Ridwan Kamil saat konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (29/6/20).

     

    Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan covid -9 Jabar menentukan level kewaspadaan masing-masing daerah melalui kajian ilmiah berdasarkan sembilan indeks, di antaranya laju ODP, PDP, risiko geografis, dan angka reproduksi efektif (Rt) cpvid-19.

     

    Di Zona Hijau, seluruh kegiatan perekonomian boleh dibuka 100 persen, termasuk kegiatan di sekolah secara fisik.

    Gubernur pun mengizinkan Pemkot Sukabumi menyiapkan protokol kesehatan di sekolah dan menyimulasikan bersama gugus tugas.

     

    "Kami izinkan Kota Sukabumi untuk persiapan protokol sekolah karena sesuai aturan kalau sudah Zona Hijau diperbolehkan melakukan persiapan untuk sekolah fisik dengan protokol yang sangat ketat," ujarnya.

     

    Meski begitu, ia mengingatkan, anak-anak merupakan aset paling berharga dalam kehidupan, terutama saat pandemi covid-19. Krena  itu, PemkotSukabumi betul-betul harus menyiapkan protokol ketat demi melindungi anak ketika sekolah.

     

    "Momen penting di pandemi covid-19, yaitu kita menyadari ternyata aset penting kemanusiaan adalah keluarga dan anak-anak," ujar dia.

     

    Dalam menyiapkan protokol itu, ia meminta Gugus Tugas mengawal dan berpesan agar Pemkot Sukabumi mempelajari kebijakan negara lain yang berhasil maupun gagal saat membuka sekolah.

     

    Ridwan Kamil optimistis jika protokol dilakukan dengan ketat dan mencontoh metode negara yang berhasil membuka sekolah, maka pembukaan sekokah fisik di Kota Sukabumi akan berjalan maksimal.

     

    "Belajarlah dari kegagalan negara lain yang sempat membuka sekolah namun ternyata menemukan klaster sekolah dan belajarlah dari negara yang sudah berhasil membuka sekolah fisik," tuturnya.

     

    Selain itu, dia melaporkan, terdapat beberapa daerah yang turun dari Zona Biru menjadi Zona Kuning. Namun, Gugus Tugas Jabar  akan lebih dulu rapat bersama Bupati/Wali Kota terkait sebelum mengumumkan ke publik.

     

    Turunnya status tersebut, lanjut dia, menjadi cermin bahwa kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap tinggi dan tidak boleh lengah meski memasuki kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

     

    "Ini menjadikan contoh bahwa (daerah) tidak boleh main-main, tidak boleh lengah," katanya.

     

    Sementara terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek), ia menjelaskan, PSBB di lima daerah tersebut mengikuti DKI Jakarta dan masih tetap berlaku hingga 2 Juli 2020.

     

    "PSBB Jabar saya tegaskan masih ada yaitu Bodebek hingga 2 Juli. Setelah itu akan kita evaluasi karena laporan per minggu ini virus masih berputar di wilayah tersebut," ujarnya.

     

    Sementara itu, Gugus Tugas Jabar terus mengejar target 100 persen pengetesan masif di pasar, objek wisata, dan terminal/stasiun sebagai tiga titik paling rawan selama AKB.

     

    Saat ini, gubernur mengatakan, kapasitas tes di Jabar sudah mencapai 2.000 per hari sehingga, dalam seminggu ini pengetesan usap metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menyentuh angka 14 ribu. Totalnya, sudah ada 78.108 tes metode PCR yang dilakukan di Jabar. (*)

    Oleh: JuaraNews / ayi

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah

    Editorial



      sponsored links