Johan J Anwari Sosper Perda Perlindungan Anak
- 19 April 2024 | 09:01:00 WIB
ANGGOTA DPRD Jabar dari Fraksi PKB Johan J Anwari melaksanakan penyebarluasan peraturan daerah (perda) provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2021.
ANGGOTA DPRD Jabar dari Fraksi PKB Johan J Anwari melaksanakan penyebarluasan peraturan daerah (perda) provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2021.
JABAR merupakan provinsi yang terdepan di Indonesia dalam penerapan sistem merit dengan menetapkan kebijakan manajemen ASN..
PEMILIHAN Umum Legislatif (Pileg) 2024 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menghasilkan sejarah baru.
JuaraNews, Bandung - Pemprov Jabar memulai tes masif Covid-19 di Jabar pada Rabu (25/3/2020). Hari pertama tersebut berupa Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19 bagi kurang lebih 300 tenaga kesehatan (nakes) dan karyawan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Sebagai rumah sakit utama rujukan Covid-19 di Jabar, nakes maupun non-nakes yang bekerja di Ring 1 penanganan Covid-19 atau Zona Merah RSHS itu sehari-harinya melakukan close contact cukup lama dengan pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Berli Hamdani mengatakan, pemeriksaan bagi nakes dan karyawan RSHS di Ring 1 ini memulai rangkaian tes masif Covid-19 oleh Pemprov Jabar. Kepada RSHS, Pemprov Jabar telah menyerahkan kurang lebih 300 unit test kit. Jumlah yang diberikan itu menyesuaikan dengan jumlah orang yang akan diperiksa.
Dalam pelaksanaan tes, pihaknya bekerja sama dengan tenaga kesehatan rumah sakit serta Dinkes kabupaten/kota.
Selain tes bagi karyawan di RSHS yang termasuk Kategori A itu, Jabar juga akan melakukan tes bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Sementara rapid test dengan konsep drive-thru yang dilakukan bagi Kategori B dan C saat ini tengah dikoordinasikan dengan kabupaten/kota terkait sarana-prasarana, alat, maupun tenaga kesehatan yang akan melaksanakan.
"Dengan adanya rapid test ini, diharapkan dapat menjaring kasus-kasus maupun orang yang berisiko terkena infeksi sehingga bisa diambil langkah dalam penanggulangan Covid-19," ucap Berli.
Sementara itu, menurut Direktur Medik & Keperawatan RSHS Bandung Nucki Nursjamsi Hidayat, sekitar 300 karyawan RSHS yang diperiksa terdiri atas dokter, perawat, driver, hingga satpam.
"Hari ini (Rabu, 25/3/2020) kami memeriksakan prioritas pertama, yaitu para dokter, terdiri dari dokter penyakit dalam, dokter anestesi, dokter patologi klinik, dan dokter anak, juga dokter peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) masing-masing KSM (Kelompok Staf Medis). Lalu diikuti para perawat, perawat dari Ruang Rawat Inap Khusus, dari Isolasi Instalasi Gawat Darurat, dari Isolasi Instalasi Rawat Jalan," papar Nucki.
"Ditambah juga tenaga non-nakes dari driver. Ada tiga driver yang bantu mobilisasi pasien positif Covid-19. Satpam juga mengamankan (pasien), close contact. Kemudian petugas forensik yang memandikan jenazah ter-confirm positif (Covid-19). Juga petugas penunjang lain seperti Tata Usaha di area Ring 1, termasuk cleaning service," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, karyawan RSHS yang diperiksa tersebut dengan teratur mengantre untuk diperiksa dan mengisi nama lengkap, tanggal lahir, unit kerja, serta nomor telepon.
Apabila jumlah peralatan tes memungkinkan, kata Nucki, RSHS akan turut memeriksakan karyawan di Ring 2, yaitu nakes yang menyeleksi ODP maupun PDP yang belum terkonfirmasi.
"Prioritas kedua, yaitu shift berikutnya di Ring 1. Apabila jumlah (alat) memungkinkan, kami juga akan memeriksakan petugas di daerah Ring 2 karena cukup berbahaya sehingga mereka tetap berisiko meski lebih kecil (dari Ring 1)," katanya.
Saat ini, RSHS juga sudah menyiapkan Gedung Anggrek Lantai 1 hingga Lantai 5 untuk sarana penanganan Covid-19. Rinciannya, kapasitas untuk menampung pasien Covid-19 yang confirm disediakan di satu lantai untuk kurang lebih 40-60 orang.
"Kemudian untuk yang belum confirm ada dua lantai, (kapasitas) sekitar 100 orang. Satu lantai lain untuk staf," ucap Nucki.
Nucki pun menuturkan, RSHS Bandung terus berupaya meningkatkan pelayanan sebagai garda terdepan Jabar dalam menangani virus SARS-CoV-2 tersebut, terutama dalam merawat pasien.
"Kami juga merawat pasien confirm maupun non-confirm yang memerlukan alat bantu napas. Kami perluas kapasitas itu jadi sekitar 22. Masalahnya, sarana ada, SDM ada, kami perlu bantuan ventilator. Saat ini kurang enam sampai ventilator," ucapnya. (*)
Oleh: JuaraNews / fan
0 KomentarPJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin menargetkan wilayahnya menjadi Swasembada pangan nasional khususnya pada komoditas Selengkapnya..
Sekretariat DPRD Jabar menggelar acara halal bihalal dengan tema Mari Perkuat Silaturahmi dan Sucikan Hati untuk Menggapai Kemenangan Selengkapnya..
GUNA pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi yang bisa merugikan negara, bank senantiasa harus mematuhi berbagai aturan kelembagaan yang Selengkapnya..
PEMPROV Jabar bersama kepolisian telah menyiapkan jalur alternatif bagi pemudik Lebaran 2024. Selengkapnya..
DISHUB Jabar mulai mengantisipasi pergerakan arus balik lintas Jabar tepatnya dari wilayah Jawa Tengah menuju Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
PJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin menargetkan wilayahnya menjadi Swasembada pangan nasional khususnya pada komoditas padi.
UNTUK mengantisipasi gangguan kesehatan pemudik, Pemda Provinsi Jabar menyiapkan 293 posko kesehatan.