Moncer saat Debut, Adzikry Janji Tampil Lebih Baik
- 29 Maret 2024 | 14:18:00 WIB
M Adzikry Fadillah bersyukur bisa mendapat kesempatan bermain dari Pelatih Bojan Hodak, kontra Bhayangkara, Kamis (28/3/2024) malam.
M Adzikry Fadillah bersyukur bisa mendapat kesempatan bermain dari Pelatih Bojan Hodak, kontra Bhayangkara, Kamis (28/3/2024) malam.
JABAR merupakan provinsi yang terdepan di Indonesia dalam penerapan sistem merit dengan menetapkan kebijakan manajemen ASN..
MEMBACA adalah suatu kebutuhan yang harus dimiliki masyarakat Indonesia terutama generasi muda.
JuaraNews, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih mengisolasi 5 suspect Covid-19 dengan status Pasien dalam pengawasan (PDP).
Dari 5 pasien tersebut, 2 orang di antaranya berstatus high risk atau memiliki kontak langsung dengan pasien pertama dan kedua yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 di Jakarta.
Kepala Bidang Medik RSHS, Zulfayanti mengatakan sejak adanya kasus Covid-19, pihaknya total merawat total 11 pasien. Dan saat ini, masih ada perawatan 5 pasien yang diisolasi di Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIIKK). Sedangkan 6 pasien lainnya sudah dipulangkan karena dinyatakan negatif.
"Lima pasien ini masih kami rawat, karena untuk pemeriksaaan Covid-19, kan, di laboratorium Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan)," ungkap Zulfayanti saat memberikan keterangan pers di RSHS Bandung, Jalan Pasteur Kota Bandung, Senin (9/3/2020).
Dia menyebtukan, 2 pasien dengan status high risk yakni perempuan berusia 31 dan 24 tahun yang dirujuk dari salah satu rumah sakit di Bandung pada 3 dan 4 Maret. Keduanya memiliki riwayat kontak erat dengan pasien pertama dan kedua di Jakarta yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Tiga pasien berikutnya yakni pria berusia 59 tahun yang baru pulang dari ibadah umrah. Pria ini pun dirujuk salah satu rumah sakit di Bandung pada 4 Maret 2020. Pasien keempat adalah seorang perempuan berusia 77 tahun yang dirujuk dari rumah sakit di Cianjur, yang juga baru pulang umrah.
Pasien terakhir adalah pria usia 24 tahun warga Garut. Dia bekerja di Makau, dan pulang ke Indonesia melalui Denpasar. Dia dirujuk dengan keluhan influenza like illness. "Karena sempat mengunjungi negara yang terjangkit, pasien ini juga dirawat di RIIKK," katanya.
Dari 5 pasien ini, menurut Zulfayanti, 4 di antaranya kondisinya sudah membaik, sedangkan 1 pasien yang pria 57 tahun yang baru pulang umrah masih menggunakan alat bantu pernapasan.
Juru Bicara Penanganan Wabah Covid-19, Achmad Yurianto memberikan keterangan pers soal jumlah kasus positif virus Corona di Istna Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). (nrt)
19 Warga Indonesia Positif Terpapar Covid-19
Sementara itu, secara nasional, hingga Senin (9/3/2020) total sudah ada 19 warga Indonesia yang dinyatakan terinfeksi virus Corona.
Juru Bicara Penanganan Wabah Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan, jumlah tersebut merupakan total dari kasu-kasus sebelumnya yang tercatat sebanyak 6 orang positif Covid-19.
“Hari ini saya menyampaikan Nomor 7 sampai dengan Nomor 19,” ujar Yuri yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Pada kasus yang diidentifikasi sebagai Kasus Nomor 07, yakni perempuan 59 tahun dengan kondisi sakit ringan-sedang, namun stabil, dan merupakan imported case.
“Beliau, yang bersangkutan ini baru kembali dari luar negeri dan kemudian beberapa saat kemudian menunjukkan gejala-gejala seperti itu, kemudian dilakukan pemeriksaan, baik dengan PCR di 4 hari yang lalu, kemudian kita juga periksa dengan genome sequencing di 4 hari yang lalu,” ujar Yuri.
Untuk pasien 08, yakni laki-laki 56 tahun, yang tertular oleh kasus 07, karena mereka merupakan suami-istri.
“Kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan (infus, oksigen) karena sebelum kontak dengan 07, 08 ini sudah sakit duluan tetapi bukan sakit Covid-19,” katanya. Sebelumnya, pasien sakit karena diare dan punya riwayat diabetes sehingga sekarang kondisinya nampak sakit sedang ke arah berat.
Pada Kasus 09, Yuuri menyampaikan, pasien seorang perempuan 55 tahun dengan kondisi sakit ringan-sedang tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya. Yuri menyebutkan, pasien ini juga imported case, tapi bukan bagian dari klaster mana pun karena dia datang dari luar negeri.
“Kemudian yang berikutnya Pasien Nomor 10. Laki-laki, 29 tahun, WNA (warga negara asing). Nampak dalam kondisi sakit ringan-sedang. Ini adalah bagian dari tracing kita atas Kasus 01,” ujarnya.
Selanjutnya kasus Nomor 11, seorang WNA perempuan, berusia 54 tahun. Kondisi sakit ringan-sedang dan merupakan bagian dari tracing kontak Kasus 01.
“Selanjutnya, kasus dengan identifikasi 12. Laki-laki, 31 tahun, sakit ringan-sedang. Juga hasil tracing dari Kasus 01. Selanjutnya pasien dan identifikasi Nomor 13. Perempuan, 16 tahun. Ini juga tracing dari subklaster pasien Nomor 03, subklaster 03,” tambah Yuri.
Pasien dengan identifikasi 14, merupakan laki-laki 50 tahun, dengan gambaran sakit ringan-senang, dan imported kasus.
“Nomor 15. Perempuan, 43 tahun. Ini juga imported kasus. Saya lanjutkan, Nomor 16. Perempuan, 17 tahun. Ini terkait dengan pasien Nomor 15. Kontak eratnya pasien Nomor 15,” sambunnya.
Yuri menlanjutkan, Kasus 17 merupakan laki-laki, 56 tahun, dan imported kasus. Untuk Kasus 18, merupakan laki-laki 55 tahun, dan juga imported case.
“Nomor 19. Laki-laki, 40 tahun, ini juga imported case,” pungkas Yuri. (*)
Oleh: JuaraNews / fan
0 KomentarPemprov Jabar memitigasi bencana akibat cuaca ekstrim saat mudik Selengkapnya..
PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin memastikan pelaksanaan mudik di wilayahnya berjalan dengan aman, nyaman, dan lancar. Selengkapnya..
KPK meminta pemprov Jabar untuk segera selesai sertifikasi aset Selengkapnya..
SEBANYAK 44 Anggota DPRD Jabar belum melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Selengkapnya..
Tim Satgas Koordinasi dan Supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar rakor program pemberantasan korupsi terintegrasi di 2024 Pemprov Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
Pemprov Jabar memitigasi bencana akibat cuaca ekstrim saat mudik Lebaran.
GERAKAN Arus Bawah Demokrasi (Gabdem) mendesak KPK untuk memeriksa Menteri Investasi/BKPM RI, Bahlil Lahadalia