JuaraNews, Bandung – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Muhamad Ade Afriandi mengatakan, produktivitas produksi di Jawa Barat terhambat karena adanyta virus corona. Hal ini karena langkah preventif yang dilakukan industri untuk menghindari wabag virus corona.
“Produksi terhambat bukan karena pembayaran UMK. Tapi memang ada langkah preventif dari dunia industri untuk mensterilkan dulu setiap barang yang masuk dari negara yang terpapar virus corona. Barang itu disimpan selama tiga minggu sebelum diyakinkan tak terkena virus corona,” kata Ade Afriandi kepada wartawan di Bandung, Senin (2/3/2020).
Ade mengatakan, dengan tertundanya barang impor selama tiga minggu otomatis kinerja produksi menjadi melambat. Padahal, katanya, produksi harus terus dikejar dan jangan sampai tertunda. “Namun demi keselamatan pekerja, hal itu dilakukan. Berapa kerugian dunia industri untuk hal itu,” katanya.
Sebagian industri, katanya, terutama yang berada di daerah bekasi, karawang, atau Bogor, banyak yang menggunakan barang atau bagian bahan yang diimpor dari luar. Jika negara pengimpor berasal dari negara terpapar virus corona, katanya, ada prosedur yang harus ditempuh sebelum digunakan. “Setidaknya tidak digunakan selama tiga minggu,” katanya.
Sekalipun demikian, kata Ade, sejauh ini belum ada pekerja yang terkena virus corona, baik pekerja asing ataupun pekerja domestik. Demikian pula dengan pekerja yang bekerja di luar negeri atau pekerja migran Indonesia.
“Yang positif corona baru dua seperti yang diumumkan oleh pemerintah pusat,” katanya. (*)
ude