JuaraNews - Pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra, mengungkapkan kunci sukses pasukannya menundukkan Semen Padang, skor 2-1 pada partai final Piala Jenderal Sudirman di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (24/1) malam.

Pada babak pertama, Mitra Kukar sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Adi Nugroho. Mereka baru bisa membalikkan keadaan di babak kedua melalui gol Michael Orah dan Yogi Rahadian.

"Kalau dari taktikal di babak pertama permainan anak-anak tidak berkembang. Karena kami bermain umpan panjang, yang sebenarnya bukan ciri khas kami. Tapi karena kondisi lapangan yang hujan, jadi terpaksa kami lakukan umpan panjang," kata Jafri dikutip Goal Indonesia.

Jafri pun sudah memprediksi Semen Padang akan melakukan serangan balik lewat sayap mereka yang memang memiliki kecepatan. Itu belajar dari pertemuan sebelumnya di babak penyisihan grup.

"Kemudian, di babak kedua saya sudah prediksi mereka bakal main serangan balik dari sayap, seperti dua pertemuan kami sebelumnya. Dan, saya tahu Novan (Setya Sasongko) baru sembuh, kemudian Ricky (Ohorella) yang menggantikannya juga baru sembuh. Saya tahu persis kondisi mereka, jadi saya instruksikan untuk menekan dari sisi itu." jelasnya.

Alhasil kata Jafri, dua gol tercipta sepanjang babak kedua itu, hingga Mitra Kukar keluar sebagai juara turnamen ini. "Terbukti, dua gol tercipta dari sisi yang sama (bek sayap kiri Semen Padang)," tuturnya.

Sama dengan Semen Padangm para pemain dan pelatih Mitra Kukar pun habis masa kontranya setelah gerlan turnamen itu. Bukan tak mungkin, setelah hasil tersebut semakin banyak klub-klub papan atas Indonesia yang meminati Jafri.

"Saya bersyukur kalau memang ada klub yang meminati saya. Sejujurnya, saya adalah orang yang paling takut kehilangan pekerjaan. Jangankan Piala Presiden atau PJS, Piala Camat pun kalau ada yang kontrak saya, akan saya kerjakan. Asalkan menjadi pelatih sepakbola," tegas Jafri.

"Karena saya punya keluarga yang harus dinafkahi. Untuk ke depannya, kami akan bicarakan lagi dengan manajemen. Kalau boleh memilih yang terbaik untuk perkembangan pemain dan pelatih adalah sebuah kompetisi. Jadi, turnamen ini hanya dijadikan untuk prakompetisi," tuntas dia. (*)

don