JuaraNews – Optimisme membaiknya perekonomian Indonesia pada 2016 telah tergambar saat ini seiring dengan menguatnya nilai tukar Rupiah atas mata uang di dunia, terutama Dolar Amerika Serikat.
Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat menjadi 13.000 pada 16. Nilai tukar sebesar ini diharapkan akan menjadi titik keseimbangan baru. "Kalau kembali ke level Rp10.000 per Dolar AS berat. Kembali ke Rp13.000 sangat mungkin," kata Haryadi di Jakarta, Senin (21/12).
Penguatan nilai tukar Rupiah atas Dolar AS itu, ungkap Haryadi, ditunjang oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah oleh belanja pemerintah direalisasikan sejak awal tahun sehingga merangsang kegiatan ekonomi dalam negeri kembali menggeliat. "Pemerintah mempercepat belanja pada Januari. Ini jadi indikator positif," ungkap dia.
Meski harga komoditas diperkirakan masih belum pulih pada 2016 akibat dampat perlambatan ekonomi global pada 2015, Haryadi menyatakan, pemerintah bisa menggenjot sektor lain yang mampu menambah pundi-pundi pendapatan negara, yakni pariwisata.
"Sektor pariwisata Indonesia belum maksimal dan belum digarap serius. Indonesia bisa menggantungkan pendapatan dari sektor ini jika income dari komoditas migas dan non-migas itu terganggu akibat harganya yang anjlok di pasaran dunia," tandas Haryadi. (*)
Oleh: akbar aulia / bar