Senin, Mei 19, 2025

TERKINI

Petani di Pangalengan Protes Alih Fungsi Lahan Perkebunan Teh

JuaraNews, Bandung – Aksi protes ratusan para petani mendatangi perkebunan teh di Pangalengan, Kabupaten Bandung viral di Media Sosial.

Para petani ini memprotes alih fungsi lahan perkebunan teh menjadi ladang sayuran. Mereka menolak dengan tegas perubahan lahan tersebut.

Diketahui, kelompok tani yang melakukan protes di perkebunan teh ini mayoritas adalah para bekerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di wilayah tersebut.

“Jadi memang karena alih fungsi lahan warga jadi gak bisa melakukan aktivitasnya memetik di perkebunan teh,” ujar Wildan Awaludin, salah satu petani yang melakukan aksi saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).

Menurutnya, hampir semua pohon teh dibabat habis oleh orang yang tidak bertanggung jawab sehingga pendapatan para pemetik teh berkurang.

“Terus juga ditambah ada kelompok tertentu yang kerap melakukan alih fungsi lahan sampai dibabat orang sekitar juga. Mereka dibayar karena mungkin ga punya penghasilan juga jadi pas disuruh asal kerjakan saja,” katanya.

Baca Jugahttps://juaranews.com/gubernur-dedi-mulyadi-didesak-selesaikan-persoalan-lingkungan/

Ia menyampaikan jika saat ini baik aparat kewilayahan bersama para petani sudah melakukan komunikasi untuk mencarikan solusi atas kejadian tersebut.

Bahkan rencananya pemerintah daerah dan PTPN akan melakukan penghijauan kembali kawasan tersebut.

“Iya rencananya, lahan ini mau dilakukan penghijauan,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Camat Pangalengan, Vena Andriawan mengungkapkan berdasarkan koordinasi dengan PTPN, jika lahan teh yang dilakukan protes oleh para petani ini diduga dialihfungsikan secara bertahap oleh oknum warga.

Menurutnya, PTPN mengelola 6.000 hektar yang di wilayah Pangalengan, namun 100 hektar dikerjasamakan untuk wisata dan yang saat ini diprotes oleh para petani.

“Jadi dari 6.000 hektar yang dikelola PTPN di Pangalengan itu, 100 hektarnya memang dikerjasamakan untuk area wisata, berarti legal ya. Nah, yang 90 hektarnya nya itu yang ilegal diserobot warga,” kata Vena saat dikonfirmasi.

Vena menjelaskan jika pihak PTPN mengaku kerap kecolongan saat menjaga area lahan yang ada di wilayah Pangalengan akibat keterbatasan personil.

Ditambah luas lahan yang luar biasa besar sehingga tidak bisa memantau secara terus menerus sehingga terjadi kucing-kucingan.

“Karena misalnya dijaga yang sektor A, sektor B di jarah gitu ya, dan itu seperti kucing-kucingan lah judulnya mah. Terus ya memang posisinya juga ya kita memaklumi ya memang ya luas lahan yang luar biasa,” ungkapnya.

Vena menambahkan jika aksi penjarahan ini juga kerap dilakukan malam hari sehingga warga yang hendak akan memetik teh pada pagi harinya melihat kondisi lahan yang gundul bahkan rusak sehingga dijadikan lahan perkebunan dan sayuran.

“Ketika subuh tiba-tiba sudah hancur saja. Ketika dibenerin lagi, ada lagi ada yang rusak di area lain,” jelasnya.

Vena menuturkan jika saat aksi yang dilakukan para petani Senin (21/4) kemarin, sebetulnya Forkopimcam dan PTPN sedang berupaya melakukan penanaman kembali di area yang gundul.

Namun saat melakukan penanaman tiba-tiba sekitar 400 petani teh datang dan meluapkan amarahnya ke area yang telah menjadi perkebunan sayur sehingga viral seperti yang ada di media sosial.

“Kemarin tuh ada 400 orang yang hadir dari serikat petani perkebunan teh. Pasti ada aja orang yang marah dan meluapkan emosinya. Tapi aksi amarah warga enggak berlangsung lama dan kembali kondusif. Kemudian warga dan para petani teh langsung kembali ke rumahnya masing-masing,” terangnya.

Vena juga menjelaskan jika saat ini alih fungsi lahan yang diduga dilakukan oleh salah satu oknum sedang didalami oleh pihak kepolisian dan PTPN.

“Jadi memang ya ada orang-orang mungkin yang memanfaatkan ini. Tidak menutup kemungkinan juga mungkin ada oknum ya,” ucap Vena.

Disisi lain, Kapolsek Pangalengan AKP Edi Pramana menjelaskan jika saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman atas kejadian tersebut.

“Masih penyelidikan,” katanya saat dikonfirmasi.

Menurutnya, aksi tersebut itu terjadi saat adanya penanaman pohon, kemudian datang ratusan petani dan warga yang emosi adanya pengalihan fungsi lahan yang semula perkebunan teh menjadi perkebunan sayuran.

“Kemarin itu ada penanaman pohon. Terus ratusan massa tidak terkendali ada yang mencabut kebun sayur dan beberapa saung juga ikut dibongkar,” pungkasnya. (*)

Related Posts