JuaraNews, Bandung – Empat menteri Kabinet Merah Putih turut menandatangani ‘Deklarasi Jawa Barat Istimewa’.
Deklarasi Jawa Barat Istimewa tersebut menyatakan kesiapan Provinsi Jabar bersinergi dan bergotong royong demi mewujudkan desa dan kelurahan yang tidak ada kematian ibu, bayi, ibu melahirkan, serta tidak ada stunting baru.
Keempat menteri tersebut, yakni Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr Wihaji SPd MPd. Kemudian bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sosial Dr KH Saifullah Yusuf SIP. Serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto SPt MPd ikut
Baca Juga: Jabar Canangkan Revolusi Pendidikan
Kegiatan Deklarasi Jawa Barat Istimewa ini adalah inisiasi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan menandakan komitmen Pemprov Jabar terhadap pengentasan stunting termasuk bebas dari kemiskinan ekstrem. Serta turut menyukseskan sekolah rakyat; bebas sampah dan lingkungnya lestari; mandiri, bebas rentenir, memiliki Koperasi Merah Putih; dan sukses dalam pembangunan Keluarga Berencana (KB).
Menteri Wihaji sangat mendukung Deklarasi Jawa Barat Istimewa tersebut. Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa perlunya sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapainya.
“Peran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dalam menekan pengendalian penduduk hanya melalui metode kontrasepsi,” ungkap Wihaji pada Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat Tahun 2025 di Kota Bandung, Senin (28/4/2025).
“Karena itu, pengendalian penduduk membutuhkan sinergi dan kolaborasi antar kementerian dan lembaga di pusat hingga desa,” sambungnya.
Wihaji juga memaparkan tentang program Quick Wins yang digerakkan Kemendukbangga. Hal tersebut sangat berkaitan dengan desa, melalui integrasi substansi program, sinergitas dan kolaborasi, yang digerakkan di level lini lapangan. Menurut menteri, goal-nya ada di Kampung KB (Keluarga Bangga).
Quick Wins Kemendukbangga terdiri atas Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), AI-SuperApps tentang Keluarga, dan Lansia Berdaya (Sidaya).
“Program Kemendukbangga ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan berkaitan dengan Asta Cita keenam. Yaitu membangun dari desa dan membangun dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” ujar Menteri Wihaji.
Ketika menyinggung Angka Kelahiran Total (TFR), Wihaji menjelaskan, 15 kabupaten/kota di Jaawa Bara tahun 2024 sudah mencapai angka 2.03. Ini berarti sudah berada di bawah angka ‘replacment level’. Berarti pula, Jabar sudah harus bergerak untuk melakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia secara optimal.
“Sehingga kondisi jumlah anggota keluarga yang sudah baik ini akan sejalan dengan kulitasnya,” ujarnya.

Bonus Demografi pada Indonesia Emas 2045
Hal itu, lanjut Wihaji, berkaitan erat dengan Asta Cita keempat. Yang intinya Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kesetaraan Gender, sebagai salah satu landasan untuk mencapai visi ‘Bersama Menuju Indonesia Emas 2045’.